Sebab kita akui, selama ini Indonesia defisit negarawan tapi surplus politisi. Sehingga Pemberitaan di media jauh lebih banyak menuliskan tentang ocehan politisi ketimbang nasehat dan petuah negarawan. Layar televise dan media sosial lebih heboh memberitakan teriakan politisi ketimbang petatah petitih negarawan. Kita sebagai bangsa, seringkali masih bersikap kekanak-kanakkan, namun merasa paling dewasa. Kita sering menganggap diri Musa padahal nyatanya adalah Fir’aun setidaknya Qorun. Kita seringkali merasa Naga padahal hanyalah seekor cacing. Kita ngerasa diri adalah mutiara bangsa, padahal hanya seonggok debu tak berharga. Yuk, kita semua introspeksi diri. Semunya! Terutama yang di Istana dan di Senayan.
Sebab, jangan sampai kedepannya ada teriakan rakyat: “Istana Hantu dan Setan Senayan!” Semoga tidak!! Kalau saya amah cukup di Istana
Kebun eh, Pundok Kebun…
Salam Istana!(*)