BABELPOS.ID, NAMANG - Musim kemarau yang melanda saat ini membuat hampir semua komoditi pertanian ikut terdampak, tak terkecuali di Bangka Tengah (Bateng).
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Tengah mengungkapkan bahwa padi sawah menjadi komoditi yang paling terdampak.
"Kalau dibanding seluruhnya (komoditi-red), padi sawah yang paling terdampak, karena harus ada air terus," ujar Sekretaris DPKP Bangka Tengah, Mukhti Rahayu, Rabu (13/9/2023).
Dikatakan Mukhti, paling tidak lahan padi sawah tersebut harus lembab dan tidak kering seperti yang terjadi sekarang.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa kondisinya saat ini para petani padi sawah yang ada di Desa Namang sedang menunda masa tanam.
"Beruntung kemarin itu sudah selesai masa panen yang pertama. Cuma ya itu tadi, masa tanam yang kedua ini seharusnya dimulai bulan Agustus atau September, terpaksa harus ditunda, mungkin diperkirakan Oktober, itupun hujannya baru sedikit-sedikit," tuturnya.
Meski demikian, di persawahan Namang saat ini, ada beberapa petani yang mulai menanam. Namun, bibit padi yang ditanam merupakan padi khusus penangkaran yang memang hasilnya dijadikan untuk bibit unggul.
"Itu dari bantuan APBD Provinsi Bangka Belitung dan itupun nanamnya di wilayah sub 1, yang memang lebih dekat dengan sumber air," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Pacir Jaya 2 Desa Namang, Pardiono menyebutkan bahwa saat ini para petani padi sawah di Namang sedang menunda masa tanam.
“Belum (nanam-red), tanahnya kering karena tidak ada air sama sekali. Jadi, tidak bisa dibajak apalagi nanam,” ujar Pardiono, Rabu (13/9/2023).
Padahal menurutnya, seharusnya bulan September ini sudah masuk waktu masa tanam kedua untuk tahun 2023. Dari perkirakan itu, maka seharusnya bulan Desember 2023 sudah masuk musim panen.
“Jadi untuk tahun 2024 itu seharusnya bisa 3 panen,” terangnya.
Akan tetapi, kondisi musim kemarau yang terjadi saat ini membuat para petani belum bisa memastikan kapan masa tanam akan dilakukan.
Menurut Pardiono, pihaknya menunggu ketika curah hujan sudah mulai tinggi. Pasalnya, jika hujan hanya terjadi sesekali, maka tanah akan mudah kering kembali.
“Soalnya lahan persawahan kita itu bercampur pasir, jadi kalau hujan cuma sekali, 2-3 kedepan tanahnya akan kering lagi,” tuturnya.