BEBERAPA teman bertanya, Bang, kenapa memilih diam dengan situasi yang tengah diperbincangkan sekarang? Menurut Abang gimana?
Oleh: Syahril Sahidir
CEO Babel Pos Grup
JUJUR, penulis merasa kesulitan harus memulai dari mana? Namun, intinya permasalahan yang muncul sekarang ini --terutama yang tengah diperdebatkan di grup-grup WA--, adalah soal menyikapi beberapa kebijakan --lebih tepat dan lebih dominan lagi -- adalah soal pernyataan Penjabat Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
BACA JUGA:Survey
Sebenarnya, pada saat Pergantian Penjabat Gubernur dari Ridwan Djamaluddin --yang memasuki usia pensiun-- ke Suganda, cukup mengagetkan. Namun, karena ini adalah kewenangan Pemerintah Pusat --Kementerian Dalam Negeri--, sehingga tidak ada riak-riak yang berarti, apalagi kegaduhan. Intinya, karena ini kewenangan Pemerintah Pusat, masyarakat Babel menerima.
Karena sudah seperti itu mekanismenya.
Awal-awal kepemimpinannya, gaya Suganda cukup memikat. Ia bersedia mendatangi beberapa orang Babel yang dikenal aktif dalam berbagai bidang--saya tak berani menyebut tokoh demi menghindari perdebatan--, dan ia menyatakan siap dikritik demi kepentingan daerah ini, serta terbuka menerima masukan dari siapapun.
BACA JUGA:Gerung Kesandung
Penulis juga di awal-awal kepemimpinan Suganda hanya berpesan --itupun lewat tulisan dan sampai kini belum pernah bertatapan--, agar Suganda tidak salah dalam memilih teman ketika menjadi Penjabat Gubernur, maka lebih baik ia temani semuanya.
Mengapa kegaduhan mulai muncul?
Adalah sudah menjadi hukumnya --meski tak tertulis--, kehadiran, perkataan, hingga kebijakan seseorang yang dalam posisi strategis itu takkan pernah mampu memuaskan dan memenuhi atau mengakomodir kehendak semua pihak.
Dan, sudah menjadi hukum --tak tertulis pula--, ketika kebencian dan ketidaksukaan sudah terpatri di dalam diri atas seseorang, maka mulai dari kehadiran, perkataan, apalagi kebijakan dari seseorang itu, pastilah dipandang dengan sikap antipati.
BACA JUGA: Gerung Kesandung II
Tapi, semua ini tetap bisa diatasi dengan kontrol diri dan kontrol emosi.