BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Kesiapan untuk mendigitalisasi UMKM bukan hanya bagian dari pemerintah saja, namun juga dari berbagai kalangan. Digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak lepas dari kematangan digital (digital maturity) yang mempengaruhi kesiapan UMKM dalam sebuah wilayah untuk memperluas bisnisnya melalui adaptasi dan penggunaan teknologi.
Menurut Asia Pasific SMB Digital Maturity Study tahun 2020 yang dibuat berdasarkan hasil suvey UKM dari seluruh Kawasan di Asia Pasifik oleh International Data Corporation (IDC) sesuai komisi cisco, terdapat 4 (empat) tingkat kematangan UMKM yakni, digital indifferent, digital observer, digital challenger dan digital native.
Menurut studi ini, mayoritas UMKM di Indonesia masih berada di tahapan pertama atau lebih tepatnya berada di peringkat 13 se-Asia Pasifik. Namun sebanyak 82 persen UMKM di Indonesia memiliki keinginan bertranspormasi secara digital agar bisa menghadirkan produk dan layanan baru ke pasar.
BACA JUGA:FT UBB akan Gelar ICoGEE, Pj Gubernur Kepulauan Babel: Kita Siap Bersinergi
Terkait hal itu, Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kota Pangkalpinang menggandeng tim Pengabdian Dosen Tingkat Unversitas Bangka Belitung (UBB), Dr. Ari Agung Nugroho,S.E.,M.B.A dan kawan-kawan menggelar pelatihan keuangan Digital bagi UMKM di Grand Shafran Hotel Pangkalpinang tanggal 9 Agustus 2023.
Kegiatan diikuti 40 UMKM dari berbagai bidang dan jenis usaha dan dengan narasumber dari tim pengabdian Wenni Anggita, S.E.,M.Si.
BACA JUGA:Dosen Pengabdian Masyarakat Teknik Mesin UBB Ciptakan Mesin Pengaduk Pakan Ternak Efisiensi
Dikatakan bahwa para pelaku usaha haruslah adaptasi dan melakukan kreasi dengan pendekatan digital kini sudah merupakan keniscayaan.
"Bila pelaku usaha mampu beradaptasi, bahkan mampu menemukan peluang baru untuk pertumbuhan bisnisnya, merekalah yang mampu tetap survive di era digital," kata Wenni Anggita.
BACA JUGA:Biologi UBB Sukses Gelar Pengabdian, Inisiasi Bank Sampah Hingga Budidaya Maggot
Dijelaskannya, perubahan perilaku konsumen dengan membatasi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah, rupanya menjadi katalis bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Tentu saja itu berlaku untuk pengusaha kecil dan menengah yang sudah terhubung dengan ekosistem digital. Hal ini tidak lepas dari masifnya literasi digital, khususnya yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM."
BACA JUGA:Tim Pengabdian Teknik Mesin UBB Serahkan Alat Bantu Jalan Tunadaksa
Menurutnya pola hidup masyarakat di era teknologi informasi mengalami banyak perubahan, dalam hal ini memiliki dampak yang positif bagi berbagai sektor usaha dan pelayanan menjadi lebih praktis dan mudah, serta dalam sektor keuangan lebih mudah melakukan transaksi non tunai.
Peningkatan penggunaan teknologi dalam industri keuangan diyakini dapat meningkatkan jangkauan layanan keuangan dan menciptakan cara bagi entitas untuk memiliki akses ke semua jasa keuangan dengan biaya yang terjangkau.