MENDAPAT dukungan kalangan anak muda kampung dalam Pemilihan Ketua RT (Pilkarete) mendatang dengan syarat agar kondisi lapangan sepa bola di kampung itu diperbaiki, benar-benar membuat Bujang dan 2 Cs-nya Ipnak dan odoy merasa di atas angin.
''Tapi kita tidak boleh abaikan aspirasi anak-anak muda itu,'' ujar Odoy membuka suara.
''Nah, sekarang apa yang harus kita lakukan?'' tanya Bujang.
''Iyah, kitab bahas dulu..'' ujar Ipank.
''Pokoknya, kita tak boleh NATO dalam hal ini,'' ujar Bujang tiba-tiba dengan istilahnya.
''Apa pula kau Bujang,'' ujar Odoy.
''Itu, No action, Talk Only,'' ujar Bujang makin PeDe.
''Artinya, Jang. jangan bertele-tele lah,'' Ipank mulai kesal.
''Jangan sampai tidak ada aksi, hanya pintar bicara saja,'' ujar Bujang.
''Ok, jadi soal rumput lapangan kampung ini bagaimana? Soalnya aku juga nggak ngerti yang katanya standar FIFA,'' Ipank ngaku.
''Kita bertiga memang tak pintar soal rumout standar itu bagaimana? Kalau kita bawa ahlinya ahli untuk mengecek, bagaimana?'' usul Odoy.
''Nah, itu bagus. tapi ahlinya ahli soal rumput itu siapa?'' Bujang balik bertanya.
Sejenak ketiganya terdiam memikirkan untuk menunjuk siapa yang ahlinya ahli soal rumput lapangan sepak bola kampung mereka itu.
''Bagaimana kalau Udin Kecil?'' ujar Bujang.
''''Apa alasanmu memilih Udin?'' Ipank heran. Bukankah bocah itu selama ini seperti benalu.