LAMA tak terdengar suaranya, akhirnya koran ini berkesempatan bertemu dengan pria yang boleh dikatakan multitalenta. Dikenal sebagai pengusaha, juga politisi senior, bahkan lama pula bergelut di dunia jurnalistik. Itulah Datuk HA Ramli Sutanegara.
----------------------
SATU hal yang menjadi ciri khas --diduga inilah yang membuat tokoh ini selalu sehat dan enerjik--, selalu tampil tenang, baik dalam bersikap maupun berbicara.
Tampil dengan wajah yang selalu tampak cerah dengan badan selalu bugar. Padahal, usianya sudah tidak muda lagi.
Senyum khas terpancar dari wajah mantan anggota MPR RI 2004, dan DPRD 1987 - 1999.
Memulai omongan dengan Dewan Pertimbangan Partai NasDem Bangka Belitung ini, tentu kabar yang ditanya. Suaranya yang khas tak banyak berubah dari era masih giat dan gesit. Ia merupakan tokoh Bangka Belitung, penggiat pers, pengusaha perkebunan sawit, advokat pendiri KAI dan pendiri karate Gojukai. Ia juga masih aktif menulis buku.
Bertamu di kediamannya di pagi Minggu kelihatan dia masih mengenakan pakaian olahraga dan latihan San Chin yaitu latihan pernafasan dan gerakan yang bisa dilakukan oleh orang yang sudah mencapai Renshi yaitu tingkat kesempurnaan. Di rumahnya yang rindang dan nyaman, apik, terasa betah dibuatnya.
Apa kabar Datuk? Kelihatannya Datuk tidak banyak berubah dari pertemuan kita 20 tahun yang lalu?
Alhamdulillah syukur, saya insya Allah masih sehat dan masih aktif dan masih terbang kesana kemari sendirian.
Apa resepnya?
Jaga mulut, jangan masukkan makanan sembarangan, jangan berbicara sembarangan yang membuat orang sakit hati, kendalikan perasaan, banyak bersyukur dan sering membantu orang. Timbun kebaikan, jangan menimbun harta.
Prinsip hidup seperti itu baru saya dengar dari Datuk?
Itulah pegangan hidup orang-orang Jepang kuno yang saya pahami melalui ajaran Zen yang mengajarkan kita ketenangan jiwa, keyakinan hati adalah sumber kehidupan. Hal mendasar menjunjung tinggi kejujuran, jujur kepada diri sendiri jangan menipu diri sendiri dan di dalam pergaulan kita harus menolak apabila terjadi perselisihan yang tidak berkeadilan termasuk di dalamnya pertarungan di dalam kehidupan.
Datuk sejak zaman Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi menjadi seorang politisi?
Ya memang. Pada zaman Orde Lama saya adalah pengurus Pemuda Demokrat sebagai salah satu ormas tertua Indonesia dalam keluarga besar Partai Nasional Indonesia. Sedangkan ayah saya adalah seorang Sekretaris PNI di bawah pimpinan dr. AK Gani, orang tua saya sempat menjadi anggota MPR RI dan staf ahli Menteri Perburuhan.