“Bapak rupanya tidak keberatan mobil pikap-nya dibawa tiap hari Jumat untuk ambil sampah. Jadi warga yang telah mengumpulkan sampah untuk disedekahkan kita ambil tiap hari Jumat,” sebut Nomo.
Bripka Nomo juga melebarkan sayap jaringan GIS sampah dengan menggandeng pengepul barang bekas agar mau membeli sampah hasil sedekah itu. Pengepul yang mengambil barang malah ikut sedekah yang mana ketika Bripka Nomo melakukan penjualan, pengepul ikut menitipkan sedekah.
Babel Pos sempat menelusuri beberapa warga yang ikut membantu mengumpulkan barang. Ternyata, ”virus” sedekah ini tak sebatas di Desa Sempan saja, tetapi memantik warga sebelah Desa Sempan yakni warga Desa Air Duren yang mendukung GIS sampah.
Ibu Ranu (48) warga Desa Air Duren mengaku tertarik dengan program GIS sampah Bripka Nomo karena menjadi sarana membantu masyarakat lewat cara sedekah sampah.
“Kami senang bisa bantu masyarakat dengan cara nyumbang sampah, jadi kami bantu Pak Bhabin dengan kegiatan GIS ini,” kata Ibu Ranu.
Ada kepuasan batin ketika ikut bersama dalam program GIS sampah Bhabinkamtibmas Desa Sempan yang dirasakan Ibu Ranu. Belasan warga di dekat rumahnya telah menerima beberapa kali sedekah dari GIS sampah.
“Alhamdulillah juga lewat program ini selain bantu warga, juga mengolah sampah dari yang sering dibuang maupun dibakar. Beberapa warga yang kami ajak ikut mengumpul sampah di rumah, kalau sudah banyak saya telepon Pak Bhabin untuk diambil,” sebut Ibu Ranu.
Ibu Sugiyoh (60) yang menerima manfaat dari program GIS sampah Bhabinkamtibmas Desa Sempan pun mengaku senang atas gerakan sedekah sampah ini. Ibu Sugiyoh warga desa setempat yang merupakan seorang janda berterimakasih telah mendapat bantuan GIS sampah berupa beras dan daging kurban dalam beberapa kali.