* Fenonema tak Cuma Indonesia, tapi Asia
HINGGA hari ini (25/4) hari terakhir cuti lebaran, adalah kesempatan bagi seluruh masyarakat terutama umat muslim untuk saling bersilaturahmi.
---------------
DI sisi lain, arus balik juga mulai terjadi terhitung hari ini dan beberapa hari ke depan.
Di luar keluhan yang berurusan dengan kepentingan mudik dan arus balik, satu hal yang dikeluhkan warga adalah suhu yang panas menyengat. Beberapa pemilik mobil pribadi pun mengeluh seolah AC mobil masih 'kalah' dibuat suhu lingkungan sekitar yang terik.
Suhu panas yang dirasakan warga itu, tak hanya daerah tertentu. Tapi hampir di semua wilayah Indonesia saat ini. Dan itu ternyata diakui pihak BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
BMKG menyatakan, saat ini dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab suhu panas terutama di beberapa hari terakhir. Dan fenomena yang sama itu juga sempat dirasakan warga ketika Puasa Ramadhan baru mulai 1-2 hari.
"Memang panas ekstrem melanda negara-negara Asia dalam sepekan terakhir,'' ujar Plt Deputi Bidang Klimatologi, Dodo Gunawan di Jakarta, kemarin.
Dikatakannya, Indonesia tidak mengalami gelombang panas, namun suhu maksimum udara permukaan masih tergolong panas.
Pihak BMKG menyatakan, ada 5 penyebab suhu panas di Indonesia sepekan terakhir.
Ditambahkan, Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, suhu panas sekarang ini akan mencapai 36-37 derajat untuk di beberapa wilayah di Tanah Air.
Meski tinggi, namun suhu Indonesia tak akan mencapai gelombang panas seperti Bangladesh yang mencapai 51,2 derajat, India atau Thailand 44,6 derajat.
Kembali ke soal penyebab suhu panas itu adalah:
Pertama, dinamika atmosfer yang tidak biasa hampir di seluruh wilayah Asia termasuk Indonesia.
Kedua, gerakan semu matahari yang menambah lonjakan panas.