BUJANG PeDe mengaku ia akan ektra hati-hati setiap kali berurusan dengan bocah bernama Udin.
Seperti sore itu, Udin ketiban rezeki buah dari kesialan. Ia mengikuti kontes domba sehat, dan ia membawa domba ternak milik ayahnya yang paling sehat. Dan benar, Udin berhasil menang sehingga berhak atas uang Rp 500 ribu sebagai hadiah.
Sialnya, domba yang rakus itu malah melahap uang Rp 500 ribu yang ada di tangan bocah Udin. Udin kontan marah, kesal, dan berupaya mengeluarkan uang itu dari perut si domba. Namun, gagal.
Atas anjuran seorang Bapak, dikatakan domba itu harus diminumkan segelas kopi, lalu tepuk pantatnya, maka ia akan muntah sekaligus uang tadi akan keluar.
Tak ada pilihan, Udin menemui Bujang PeDe untuk diantar ke Warkop Mang Gareng. Karena kalau dia sendiri, pasti Mang Gareng tidak percaya. Maklum, masih anak-anak.
''Memang mau ngopi apa?'' ujar Bujang PeDe bertanya hati-hati.
''Bukan Om, pokoknya Om ikut ajah deh, Rp 300 yang pertama, jatah aku, Rp 200 yang terakhir buat Oom Bujang?'' ujar Udin.
Bujang tak mengerti, namun karena harus hati-hati, Bujang memilih diam.
Pesan 1 gelas kopi, langsung diminumkan ke si domba. Tepuk pantatnya. Tak lama kemudian, keluar Rp 100 ribu.
Bujang mulai tertarik. Udin pesan 1 gelas lagi, diminumkan, tepuk pantatnya, keluar lagi Rp 100 ribu. Hingga masuk jatah Rp 100 ribu ketiga.
''Wah, keramat nih domba?'' ujar Bujang kaget.
''Om pesan 2 gelas lagi, jatah Oom lagi?''
Bujang pesan 2 kelas, diminumkan, tepuk pantatnya; Rp 100 ribu, dua kali keluar. Dan itu jatah Bujang.
Mang Gareng pemilik Warkop yang juga hadir melihat itu, merasa aneh. ''Wah, ini peluang?''
''Ini uang Rp 1 juta, Mang Gareng pinjam dulu dombanya satu hari ya?'' ujar Mang Gareng, seraya melirik meminta dukungan Bujang.