Semangat di gerbang akhir Ramadhan

Senin 10-04-2023,04:03 WIB
Editor : Babelpos

PARA pembaca babelpos yang dirahmati Allah,  sebagaimana kita ketahui bahwa sepertiga terakhir bulan Ramadhan adalah saat-saat yang penuh dengan kebaikan dan keutamaan serta pahala yang melimpah. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW mencontohkan bagaimana beliau bersungguh-sungguh untuk menghidupkan sepuluh hari terakhir tersebut dengan berbagai amalan ibadah melebihi waktu-waktu lainnya.

Sebagaimana istri beliau -Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha- berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.”

(HR. Muslim)

Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.”

(HR. Bukhari & Muslim)

Maka perhatikanlah apa yang dilakukan oleh uswatun hasanah kita, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan malah mengisi hari-hari terakir Ramadhan dengan ber jam-jam berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan untuk persiapan lebaran (hari raya). Yang beliau lakukan adalah bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah seperti shalat, membaca Al Qur’an, dzikir, sedekah dan lain sebagainya. Subhanallah.

Dan jangan lupa, pada sepertiga terakhir dari bulan yang penuh berkah ini terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-malam lainnya. Di antara kemuliaan malam tersebut adalah Allah mensifatinya dengan malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan:3-4)

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada lailatul qadar,  sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu ‘anha berkata,

“Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab, “Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (artinya ‘Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi)

Maka di gerbang akhir 10 hari ramadhan ini, marilah kita pertahankan kualitas dan kuantitas ibadah yang telah kita lakukan selama ini. Lebih bagus jika kita dapat meningkatkan ibadah, sehingga malam yang mulia lailatul qodar  dapat kita lalui dengan dzikir, doa dan harapan yang lebih baik kepada Allah SWT. Insyaallah.

Kategori :