PAGI itu Bujang langsung ke pangkas rambut. Brewokan yang urak-urakan dilibas habis, kumis yang kayak lele, ditebas sampai ke akar-akarnya, cambang yang sudah seperti sarang tikus, habis sudah diberangus.
Sesekali harus merubah penampilan? Bathin Bujang.
Kini Bujang tampil klimis.
Sepulangnya dari tukang pangkas, ia melihat beberapa anak tetangga tengah bermain di halaman rumahnya.
Bujang yang merasa penasaran apakah masih dikenal oleh anak-anak itu apa tidak dengan penampilan barunya, lalu mencoba bertanya.
“Hey bocah?'' ujar Bujang pura-pura jadi orang baru.
''Iya Om?'' jawab si bocah tetap bermain dengan temannya dan tak menoleh.
''Tahu rumah Wak Ijah?''
''Iyah, tahu Om...'' ujar salah satu bocah itu.
''Tolong tanya Wak Ijah, Bujang ada apa nggak di rumah?'' ujar Bujang pura-pura.
Mendengar itu, bocah tersebut langsung lari ke rumah Bujang PeDe menemui Wak Ijah sang Ibunda.
''Wak! Gawat! Wak Gawat!''
''Bujang sudah cukur brewok, cukur kumis,'' ujar bocah itu menjerit.
''Gawatnya kenapa?'' tanya Wak Ijah bergegas keluar rumah dan heran.
''Kini dia lupa dirinya sendiri Wak!'' ujar bocah itu.