PANGKALPINANG - Museum Timah Indonesia (MTI) Pangkalpinang terus berinovasi untuk menarik kunjungan wisatawan ke Museum Timah pertama di Asia.
Tahun ini, MTI Pangkalpinang menghadirkan teknologi Virtual Reality (VR). Dengan teknologi VR ini, pengunjung yang menggunakan VR bisa merasakan sensasi berada di atas kapal keruk.
Melalui teknologi VR, pengunjung dapat menelusuri berbagai ruangan di kapal keruk sebagai alat penambangan timah di laut. Kapal keruk yang ditampilkan adalah Kapal Keruk Singkep 1.
Dengan teknologi VR ini, pengguna seolah-olah berada di atas kapal keruk di tengah laut, memilih ruangan yang dikunjungi, seperti ruang kemudi, atau ruang pertemuan, dan melihat proses produksi timah yang dilakukan oleh kapal keruk.
Ketua MTI Pangkalpinang, Taufik mengatakan, saat ini pihaknya memiliki dua unit VR yang bisa digunakan pengunjung. Melalui teknologi VR ini, mereka ingin pengunjung merasakan saat berada di Kapal Keruk.
“Saat ini baru ada dua perangkat VR, ini masih terbatas karena masih ada dua alat. Tapi untuk kunjungan yang ramai, biasanya satu orang yang menggunakan VR bisa ikut menonton di layar televisi karena terhubung,” kata Taufik.
Dikatakannya, dengan hadirnya teknologi VR di MTI Pangkalpinang, pengunjung tidak hanya mengetahui sejarah dan teknologi penambangan timah. Namun Anda bisa merasakan langsung melihat proses penambangan di kapal keruk.
“Saat ini baru ada satu video tentang kapal keruk KK Singkep 1 yang bisa ditonton karena ini juga baru di tahun 2023. Kedepannya kami juga berencana membuat lebih banyak video lagi,” ujarnya.
Selain menghadirkan VR, MTI Pangkalpinang juga memiliki mini studio dimana pengunjung dapat menyaksikan berbagai video seperti proses penambangan timah di darat dan di laut, serta reklamasi PT Timah Tbk.
Saat ini, kata Taufik, antusias pengunjung datang ke MTI Pangkalpinang cukup tinggi, dalam sehari MTI Pangkalpinang bisa dikunjungi ratusan orang seperti pelajar, wisatawan, maupun masyarakat umum.
“Masuk ke MTI Pangkalpinang gratis dan MTI Pangkalpinang sudah menjadi tempat belajar di luar kelas bagi sekolah. Sehingga banyak pelajar, mulai dari TK hingga mahasiswa datang ke sini,” ujar Taufik.