Kemudian, tim Inafis membawa jenazah ke RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang pada Jumat 10 Maret 2023, sesuai petunjuk dari dokter maupun pimpinan untuk dilakukan autopsi.
Untuk autopsi di RSUD Depati Hamzah ini dilakukan oleh seksi identifikasi Polda dan tim Dokpol serta pihak dari RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang.
Dari hasil autopsi ditemukan ada bekas kekerasan benda tajam. Organ tubuh yang rusak. Sementara tim inafis melakukan autopsi melalui property seperti tanda-tanda khusus pada korban seperti barang yang digunakan korban serta ciri khusus pada korban yakni adanya tahi lalat di tangan lengan sebelah kiri korban.
"Dengan hasil tersebut, dari pihak keluarga pun menyatakan bahwa identik dengan anak mereka dan sesuai dengan tanda-tanda khusus yang dimiliki oleh korban," ujar perwira dengan 2 melati di pundak itu.
Untuk lebih jelasnya, tim inafis juga telah melakukan uji tes DNA dengan mengambil sampel DNA korban dan kedua orang tua korban untuk pencocokan. Untuk hasil uji tes DNA ini masih harus menunggu hasil dari Dokpol forensik.
Tebusan Rp 100 Juta
Ironisnya, di tengah duka mendalam yang dialami keluarka korban, ibu Hafiza justru menerima teror dari orang tak dikenal (OTD) melalui pesan Whatsapp dengan meminta tebusan sebanyak Rp.100 juta.
"Memang ada yang minta tebusan ke orang tua korban, sebenarnya kami masih mendalami hal tersebut apakah benar yang bersangkutan atau orang iseng, yang memanfaatkan situasi dan keadaan," ujar Kasat Reskrim, Ogan.
Namun menurut hasil visum dan pemeriksaan dokter jenazah tersebut sudah meninggal kurang lebih 3 sampai 4 hari.
"Bisa jadi nggak masuk akal. Orang yang minta tebusan itu saya tanyakan ke RT dan orang tuanya Rabu (8/3). Sementara, melihat kondisi mayat diperkirakan sudah meninggal 3-4 hari sebelumnya,'' imbuh kasat lagi.
Meski demikian, semua tetap didalami, dan Polres Babar bekertja keras untuk menguak peristiwa ini.