Cita-cita Babel Modern

Senin 27-02-2023,07:00 WIB
Editor : Babelpos

Enam Karya Untuk Kampong Itu

SETIDAKNYA dari 6 perjuangan penulis untuk membangun kampung (Bangka Belitung) selama 3 tahun menjadi Staf Khusus Gubernur Babel, ada 3 yang sudah mulai realisasi. Keenam program tersebut akan menjadikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi provinsi terdepan, kaya, dan modern.

Oleh: Safari Ans - Salah Satu Tokoh Pejuang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

KEENAM program itu adalah sebagai berikut. 

Pertama, menaikan royalti timah dari 3% menjadi 10%. Saya "berteriak" melalui tulisan-tulisan di media lokal dan nasional, soal ini. Lalu Gubernur Babel (Erzaldi Rosman Djohan) membentuk tim kerja. Ketuanya Thobrani Alwi (mantan Direktur Utama PT Timah Tbk. Penulis menjadi sekretaris dalam tim itu. 

Tim ini menyiapkan Kajian Akademik. Lalu penulis berkeliling meminta tanda tangan Gubernur, Wakil Guberrnur,  Bupati, Walikota, Ketua  dan Wakil Ketua DPRD Provinsi, Ketua DPRD Kabupaten dan Kotamadya. Ketua Lembaga Adat, anggota DPD RI dan DPR RI asal Babel. Kini pengajuan sedang diproses di Pusat. Menaik royalti timah, selain menaikan pendapatan Pemprov Babel, juga menaikan pendapatan negara, karena sekitar 20% dari royalti 10% itu diambil oleh Pemerintah Pusat. 

Mestinya ketika Pemerintah Pusat sedang memproses usulan ini, harus ada gerakan organisasi kemasyarakatan atau lembaga swadaya Babel untuk mendukung usulan ini, sehingga palu segera diketuk. Dan Presiden segera menyetujuinya. Apalagi Pj Gubernur Babel sekarang menjabat sebagai Dirjen Minerba Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) yang menjadi tanggungjawabnya. Penulis, berharap Dr Ridwan Djamaluddin mencatat ini sebagai karya besarnya buat kampung halaman.

Kedua, meminta agar Pemerintah Pusat cq. PT Inalum yang kini menguasai 65% di PT Timah Tbk menghibahkan (bukan beli seperti disarankan kalangan DPR RI) ke Pemprov Babel sebesar 14%, sehingga Babel berdaya dan ikut mengendalikan dunia pertimahan. 

Presiden Jokowi baru sebatas janji mengiyakan. Surat sudah dilayangkan ke PemerintahPusat. Kebijakan ini adalah sebuah kewajaran Babel dapat hibah saham PT. Inalum tersebut.  Sebab daratan Babel hanya 8% (delapan persen menurut riset penulis, Red) yang belum terkena tambang timah. Lainnya daratan Babel sudah pernah ditambang. Bahkan kawasan kantor Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sekarang adalah bekas tambang timah. 

Harus ingat tambang timah di wilayah Babel sudah berlangsung selama 300 tahun lamanya hingga kini. Kerusakan lingkungan sudah amat parah. Terparah di dunia menurut penulis. Semoga janji Presiden Jokowi segera terwujud. Karena di Babel, dua kali Pilpres selalu Presiden Jokowi yang menang di angka 60% lebih. Artinya masyarakat adalah pendukung berat Presiden Jokowi.

Ketiga, stop ekspor timah dan melakukan hilirisasi timah di Babel. Bahkan penulis atas izin Gubernur Babel, berteriak bersama Usmandie Andeska ketika hearing dengan Komisi VI dan Komisi VII DPR RI. Akhirnya Pemprov Babel dan DPR RI setuju ekspor timah distop. Hanya saja Pemprov Babel harus dengan tegas, bahwa hilisasi timah harus berada di di Babel, bukan didaerah lain di Indonesia. 

PT. Timah Tbk mestinya diperingatkan, karena BUMN ini mulai membangun fasilitas hilirasi timah di daerah lain, bukan di Babel. Jika ini dibiarkan terus, maka hilirisasi timah tidak ada manfaatnya Babel. Pabrik-pabrik hilirisasi timah harus di wilayah Babel, sehingga Babel menikmati manfaat hilirisasi timah. 

Sebab hilirisasi timah adalah inudstrialiasasi timah. Industrialisasi timah cikal bakal menuju Babel modern. Apalagi BUMN ini akan membuat markas besar di Belitung Timur sebagai pusat tambang timah modern di dunia dengan teknologi canggih, yang katanya tidak merusak biota laut dan lingkungan lainnya.

Kini keputusan stop ekspor timah telah menjadi Program Presiden Jokowi. Karena timah Babel tak sebanyak dulu, walau setiap tahun masih mampu ekspor sebanyak 60.000 ton timah putih dunia. Malah timah kini (beserta bouksit, nikel, dan tembaga) telah menjadi material tambang strategis di dunia industri mobil listrik. 

Belum lagi mineral tanah jarang atau logam tanah jarang (rare aerth mineral) yang berlimpah di Babel saat ini. Tentu saja, menyetap ekspor dilakukan setelah semuanya sudah siap tanpa merugikan penambang timah, tanpa merugikan pemilik smelter, dan tanpa mematikan pertumbuhan ekonomi Babel secara keseluruhannya. Rumusannya sedang dikaji dan dirumuskan di Pemerintah Pusat.

Kategori :