Setelah bebas ini, Renhard hanya berharap bisa menjalani kehidupannya lebih baik lagi.
"Harapan saya tentunya bisa bermanfaatlah dan berguna bagi bangsa negara, agama dan keluarga," tuturnya.
Senada, sang ibu Ermita Simanjuntak juga mengaku lebih tenang ketika Renhard dipindahkan dan menjalani masa hukuman di Lapas kelas IIA Pangkapinang.
Dirinya pun mengapresiasi kepedulian Kalapas beserta jajaran yang telah memfasilitasi semua kebutuhan selama putranya menjalani masa hukuman.
"Sekarang tidak khawatir lagi, karena Kalapas, dokter serta jajarannya terbuka, mau video call selalu diizinkan, besuk lancar, semoga tuhan membalas kebaikan mereka sebagai pelindung dan pelayanan bagi warga binaan. Pokoknya pelayanan di Lapas Tuatunu The Best la," ujar Ermita.
Sementara itu, Kalapas kelas IIA Pangkalpinang, Badarudin menyebut ada beberapa fasilitas bagi WBP penyandang disabilitas yang disiapkan pihaknya.
Mulai dari gwil blok yang terpasang mulai dari pintu masuk sampai ke kamar hunian, besi trum, hingga toilet disabilitas.
Sedangkan fasilitas lain, pihaknya bekerjasama dengan persatuan tuna netra Indonesia.
"Jadi dia diajarkan pelajaran huruf braille, kerjasama dengan ikatan tuna netra di Pangkalpinang dan didukung dinsos yang memberikan tongkat. Dan dia ditempatkan sesuai kondisinya," tukas Badarudin.