ASYIK berjoget di acara organ tunggal di kampung sebelah, Bujang akhirnya kemalaman. Arloji di tangan kanannya sudah menunjukkan pukul satu dini hari.
Sebenarnya Bujang sudah diajak pulang oleh Ipank dan Odoy sejak tadi. Namun Bujang belum mau beranjak karena melihat biduan yang cantik dan suara merdu membuat dia bertahan. Belum lagi makanan yang banyak membuat Bujang terus mengunyah. Akhirnya Odoy dan Ipank pulang tanpa pamit lagi. Bujang ditinggal.
Bujang kelimpungan melihat dua sahabatnya yang sudah meninggalkan tempat. Ia sudah mencari ke sana ke mari. Juga bertanya ke semua orang. Tak dilihatnya lagi dua sohibnya itu.
"Sialan," kata Bujang sendiri.
Karena mulai beranjak sepi dan biduan sudah pulang, akhirnya Bujang pun memilih untuk pulang juga. Ia mengengkol sepeda motornya yang butut berkali-kali baru bisa menyala.
Cukup panjang perjalanan Bujang untuk pulang. Dia harus melewati daerah sepi dan daerah tanpa rumah penduduk. Beruntung ada bulan sabit yang bersinar di atas.
Ia baru ingat, bahwa ia akan melintasi perkuburan umum. Yang letaknya di perbatasan. Bulu kuduknya langsung bergidik. Apalagi dua hari lalu ada perempuan yang mati dan dikubur di sana karena gantung diri.
"Ah tak mungkin ada hantu," kata Bujang dalam hati.
Ia terus menarik gas motornya. Untuk menghilangkan rasa takutnya, Bujang pun kembali menyanyikan lagu yang dibawakan oleh biduan tadi. Lagu itu terus ia ulang.
Sepuluh meter menjelang lokasi TPU, Bujang semakin kencang bernyanyi. Tanpa mau menoleh ke arah arela kuburan, Bujang terus malaju. Namun tiba-tiba mesin sepeda motornya mati mendadak.
Deg, Bujang Kaget. Tak hanya keget, ketika menoleh ke kiri, sepanjang matanya memandang deretan batu nisan. Bujang terdiam. Keringat mengucur deras membasahi kemeja lengan panjangnya.
Bujang berusaha menghidupkan kembali sepeda motornya. Penuh perjuangan dia mengengkol sepeda motornya, tetapi tak kunjung memperlihatkan tanda-tanda akan menyala. Bujang nyaris putus asa.
Suara longlongan anjing dari kejauhan terdengar nyaring di telinga Bujang. Ia kembali melihat sekeliling. Pohon yang bergoyang-goyang di pintu masuk TPU membuat Bujang makin takut.
Bujang sampai ngompol. Celana levisnya bagian depan basah. Bujang mengambil keputusan, berlari dan mendorong motor dengan sekuat tenaga. Ngos-ngosan Bujang dibuatnya.
Akhirnya Bujang sampai juga di rumah. Ia langsung menggedor pintu sambil memanggil emak. Ketika pintu dibuka Bujang kembali terkaget.