Ecowisata Mangrove Sebagai Solusi Konkrit Abrasi Pantai Mang Kalok

Jumat 06-01-2023,13:30 WIB
Editor : Jal

Menurut Alfira (2014), ekowisata adalah salah satu konsep wisata yang menyuguhkan panorama kecantikan dan keasrian lingkungan dengan tidak menghilangkan bahkan mencemari juga merusak ekosistem yang telah ada sebelumnya. Dengan vegetasi hutan yang terbentang merupakan keindahan dan varaiasi keanekaraman vegetasi hutan lainnya. Serta mangrove memiliki kekhasan tersendiri dari dari vegetasi hutan lainnya. Konsep ekowisata tidak hanya dalam pengembangan bidang pariwisata sementara, namun lebih pada pengembangan berkelanjutan yang memiliki target menjaga kelestarian lingkungan secara kontinue yang mana dalam manajemen pengelolaannya melibatkan dari berbagai unsur lapisan masyarakat, perangkat desa, juga komunitas yang peduli terhadap lingkungan sehinga dapat memberi stimulus peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar, pengelola serta pemerintah di desa setempat.

Ekowisata yang menonjolkan ekosistem mangrove di pesisir Pantai Mang Kalok harus terus dikembangkan, karena didalam ekosistem mangrove terdapat beranekaragam jenis biota akuatik dan daratannya yang sangat khas. Dalam pengembangan dan pengelolaan ekowisata tidak harus dengan hal- hal penyediaan wahana yang modern namun dalam konsep ekowisata lebih bersifat natural, menjaga keasrian dan keaslian lingkungan, serta memelihara semua jenis flora fauna yang ada yang memberikan ketenangan, kenyamanan, sehingga terwujudnya keseimbangan ekosistem didalamnya. Maka dari itu, ekowisata tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, tapi juga memberikan pemahaman dan pengetahuan, serta hal baru bagi pengunjung, Mawardi (2006).

Selama ini pemanfataan kawasan hutan mangrove telah banyak diimplementasikan untuk menjaga keberadaan daerah pesisir dari abrasi. Beberapa diantaranya adalah yang telah dilakukan di Dusun Tapak, Semarang (Ermiliansa et al., 2014), di Desa Sabang, Sulawesi Tengah (Nelly et al., 2020), di Kampung Laut, Jawa tengah (Suyanto et al., 2019) dan sebagainya. Kawasan eco edu wisata yang berangkat dari pelestarian kembali hutan mangrove harus terus digalakkan dimana peranan hutan mangrove sangat bermanfaat dalam mereduksi abrasi. Hal ini disebabkan oleh adanya sistem akar penahan mangrove yang mampu meredam energi kinetik gelombang.

Kepadatan hutan bakau dapat membantu mengurangi abrasi selain akarnya. Oleh karena itu, hutan mangrove harus dipelihara dan dijaga secara bertanggung jawab agar dapat terus eksis. Selain itu, hutan bakau di pulau-pulau terluar yang berhadapan dengan laut lepas juga penting untuk dipertahankan karena berfungsi sebagai penyangga (perisai alami) dan menstabilkan tanah dengan menangkap dan menahan endapan material yang diangkut oleh air dari darat.

Ekowisata adalah salah satu strategi tepat dan efisien untuk mengenalkan, mempromosikan juga meningkatkan kesadaran kepada semua elemen masyarakat untuk menjaga keasrian dan keaslian lingkungan mangrove dipesisir. Potensi ekoswisata meliputi semua aspek baik alam, serta budaya yang membutuhkan sentuhan dan perhatian alam pelestariannya sehingga menjadi pemikat bagi para pengunjung, (Damanik dan weber, 2006). Potensi dan kekayaan sumber daya alam pada suatu wilayah akan memiliki nilai lebih dan magnet yang kuat bagi semua orang apabila dikelola dan dijaga kekhasannya yang menjadi dasar utama dalam mengembangkan kawasan ekowisata, (Kasim, 2006 dalam Feronika, 2011). (**)

 

 

 

 

 

 

Kategori :