KOBA - Upaya sinergi dalam rangka mengawal Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Negeri Serumpun Sebalai antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan unsur pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota kembali membuahkan hasil yang memuaskan.
Jika sebelumnya program GNPIP sukses dilaksanakan di kawasan perkebunan rakyat kawasan Tua Tunu Indah Kecamatan Gerunggang Kota Pangkalpinang, kali ini program pendampingan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung kembali menuai hasil positif dengan panen besar komoditas bawang merah sejumlah 5 Ton di Kelurahan Padang Mulia Kecamatam Koba Kabupaten Bangka Tengah, Jumat (26/8/2022).
Panen komoditas bawang merah di lahan perkebunan warga dekat kawasan Perkantoran Kabupaten Bangka Tengah tersebut dilaksanakan secara meriah. Hadir di kesempatan tersebut, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Budi Widihartanto beserta seluruh jajaran. Sedangkan dari unsur pemerintah daerah, Pj. Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin dan Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman turut hadir di tengah-tengah giat panen tersebut.
Hadir pula Kapolda Babel Irjen Pol Yan Sutra dan Danrem 045/Garuda Jaya Brigadir Jendral TNI Ujang Darwis.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Budi Widihartanto memaparkan, kegiatan panen bawang merah ini merupakan rangkaian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Bangka Belitung.
Gerakan ini di launching pada 10 Agustus 2022 di Jawa Timur, dan Puncak Acara GNPIP di Bangka Belitung akan dilaksanakan pada 1 September 2022. Ia melanjutkan, gerakan ini merupakan kegiatan untuk menguatkan langkah-langkah pengendalian inflasi pangan yang integratif, massive, serta berdampak nasional.
"Perkembangan inflasi di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir mencatat angka yang cukup tinggi. Pada Bulan Juli 2022, inflasi mencapai 4,94% (yoy), masih lebih rendah dari negara lain namun melebihi dari batas atas sasaran nasional 3% ± 1%. Inflasi yang tinggi ini juga terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bangka Belitung menduduki urutan nomor tiga inflasi tertinggi di Indonesia,yaitu sebesar 7,77% (yoy)," papar Budi.
Ia menilai, tren tersebut didorong oleh inflasi kelompok Volatile Food (VF) sebesar 12,74% (yoy) dengan andil sebesar 3,10% dengan komoditas utama bahan makanan penyumbang inflasi antara lain cabai merah dengan andil 1,05% dan bawang merah dengan andil 0,76%. Untuk itu, perlu adanya dukungan, sinergi, dan kolaborasi oleh seluruh pihak dalam pengendalian inflasi di wilayah Bangka Belitung, baik Pemerintah Daerah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah, Dinas Pertanian, kelompok tani, serta seluruh stakeholders terkait.
Masih menurut Budi, pengendalian inflasi dilakukan dengan berlandaskan strategi 4K, yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, serta komunikasi yang efektif. Serta perlu adanya langkah-langkah baik yang sifatnya quick win maupun langkah menengah-jangka panjang.
"Pada kesempatan yang lalu, telah diadakan sejumlah Operasi Pasar bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang bertujuan untuk menjaga keterjangkauan harga. Selain itu, untuk memperkuat sinergi, koordinasi serta menentukan arah kebijakan dalam berbagai upaya pengendalian inflasi, dilaksanakan High Level Meeting (HLM TPID). Secara total, pelaksanaan HLM TPID telah dilaksanakan sebanyak 6 kali baik di level Provinsi maupun Kabupaten," paparnya.
Sebagai bahan informasi lanjut Budi, pada tanggal 7 s.d 12 Agustus 2022, Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama dengan Dinas Pertanian Bangka Tengah, Bangka, Bangka Barat, dan Belitung, petani dan PPLjuga telah melaksanakan studi banding digital farmingke Kabupaten Bandung dan pelatihan budidaya bawang merah dengan inovasi benih dari biji/True Shallot Seed (TSS) ke Kabupaten Brebes dalam rangka upaya peningkatan produktivitas, efisiensi pertanian yang pada akhirnya diharapkan juga dapat mewujudkan kemandirian benih. Dalam kegiatan tersebut, para petani dan PPL bawang merah sangat antusias untuk belajar dan mempelajari materi yang disampaikan oleh narasumber.
"Selanjutnya, pada hari ini, bersama-sama kita akan melaksanakan Panen Bawang Merah Bersama di Koba, Bangka Tengah,yang budidayanya telah dilakukan dengan metode ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk organik MA-11 dan penyemaian benih bawang merah True Shallot Seed (TSS). Hal ini diharapkan dapat mendukung ketersediaan pasokan bawang merah di Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Belitung serta mengurangi ketergantungan pasokan bawang merah terhadap daerah lainnya," jelas Budi.
Selain itu masih kata Budi, akan dilaksanakan peresmian instore dryer yang merupakan bagian dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada Kelompok Tani Tumbuh Berhasil. Hal ini merupakan bentuk inovasi berupa teknologi pengeringan dan penyimpanan bawang merah. Instore dryer memiliki kapasitas maksimal 5 ton bawang merah, serta dapat mengeringkan bawang merah menjadi 2 -3 hari yang sebelumnya 7-14 hari apabila menggunakan penjemuran pada umumnya. Selain itu, dengan adanya instore dryer dapat menjaga kerusakan pascapanen bawang merah pada saat musim hujan.
"Pelaksanaan seluruh kegiatan dalam upaya pengendalian inflasi pengendalian pangan ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Tim Pengendalian Inflasi Daerah, dinas pertanian, petani, PPL, serta seluruh stakeholders. Kami sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh petani dan Dinas Pertanian di Kabupaten Bangka Tengah khususnya. Bank Indonesia terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan ketahanan pangan nasional sehingga mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional," pungkas Budi.
Pj. Gubernur Sampaikan Apresiasi