MUNTOK - Elpiji bersubsidi atau tabung isi 3 kg di Kecamatan Muntok sulit didapatkan, bila adapun harga eceran melambung tinggi dari harga ditetapkan Pemerintah yang berkisar Rp18 ribu.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat, Aidi mengatakan sebenarnya stok gas 3 kg dalam kondisi normal.
"Kouta sudah ditetapkan, misalnya untuk Bangka Barat ada berapa koutanya, yang nantinya agen mengajukan LO-nya ke pengisian tabung gas yang ada di Kelapa kalau kita sebenarnya normal," ujarnya, Selasa (19/7).
Menurutnya sulit didapatkan gas 3 kg oleh masyarakat, sebab di pangkalan kurang tetap sasaran. Aidi menyebutkan bila peruntukannya betul-betul tepat sasaran, semestinya akan cukup.
"Mungkin kurang tetap sasaran. Tidak bisa dijual di toko-toko kelontong, karena ini barang subsidi ya yang seharusnya peruntukannya untuk warga yang tidak mampu, namun demikian pengontrolan sangat sulit bagi kita," ucapnya.
Mengenai hal itu, ia menegaskan pangkalan harus melakukan seleksi kepada masyarakat yang memang berhak menerima dengan kategori masyarakat tidak mampu dan bila yang menjual dengan sengaja kepada orang yang punya toko akan diberikan teguran.
"Itu langkah pertama kita kemudian kedua betul-betul pangkalan ini menseleksi kembali, jangan sampai satu orang mendapatkan lebih dari satu tabung dalam satu periode," bebernya.
Sulitnya mendapatkan gas 3 kg dirasakan Titi (40), warga Kelurahan Menjelang, Kecamatan Muntok.
"Sekarang gas susah bener, nyari e ke mana-mana, kalok ketemu adapun harga e 38-40 ribu, bingung, nek nyari e, untuk masak tuh cemane men dak ade gas ee," ucapnya. (**)