Timah, Regulasi, Nurani, & WPR?

Senin 11-07-2022,08:54 WIB
Reporter : red
Editor : Babelpos

Ternyata, apilkasi IPR dan WPR tak semudah yang dibayangkan. Meski itu sudah perintah Presiden?  Sampai sekarang impian itu tak pernah terwujud,   malah regulasi yang turun semakin memberatkan. 

Gubernur Rustam Effendi saat itu tahu penulis dan kawan-kawan kecewa, namun kami juga memaklumi, Rustam juga sudah berjuang sesuai dengan kewenangan yang ada padanya.

Dengan fakta-fakta yang ada inilah,. secara tidak langsung akhirnya melahirkan tambang-tambang ilegal di daerah ini. 

Karena sekali lagi, tambang rakyat adalah urusan perut, bukan hanya sebatas aturan.

Kondisi ini juga kadang melahirkan dilematis bagi aparat hukum.  Rakyat yang menambang di Daerah Aliran Sungai (DAS), Hutan Lindung, atau di sekitaran objek vital --seperti bandara--, mungkin bukan masalah yang berat bagi aparat untuk  menindak.  

Tapi ketika tambang itu berada di daerah 'abu-abu', di sini kadang nurani dan kepentingan berbicara?

Timah & Nurani?

Sekedar mengingatkan, suatu ketika sebelum memandu acara debat Calon Gubernur/Calon Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang digelar KPU Babel beberapa tahun silam, penulis sampaikan ke Bupati Bangka H Eko Maulana Ali (almarhum) yang juga salah satu kandidat Cagub ketika itu.  Karena Perda Kabupaten Bangka --selaku Kabupaten Induk-- adalah menjadi dasar pertambangan timah saat itu.

Sindiran ditujukan ke Eko karena konflik pertambangan di Babel saat itu banyak yang mencuat.  Warga Babel yang terkesan bebas menambang, bak terseret dalam  gelombang kegembiraan tanpa batas, pasca timah ketat karena dulunya sering berhadapan dengan Satgas.

''Kalau disuruh memilih, memimpin dengan aturan atau memimpin dengan hati nurani?  Maka saya memilih memimpin dengan hati nurani.  Silahkan rakyat menambang, aturan yang kita buatkan jadi pegangan,'' ujar Eko.  

Dan saat itu UU Otonomi Daerah masih begitu kuat.

''Jadi, ketika aturan sudah jadi, lalu ada pelanggaran di situ, maka kita tertibkan secara persuasif.  Masih nakal, kita serahkan ke aparat untuk menindak,'' ujarnya.  

''Santai bener Pak?'' sindir penulis sembari tertawa lepas.

''Bagi saya, aturan dibuat untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk menyengsarakan rakyat!'' tegas Eko.   ''Dan kamu, sebagai orang media bantu saya,'' ujar Eko Maulana Ali ketika itu.

Dan memang diakui, untuk menata pertambangan timah di Babel ini sudah demikian berat dan kusut.

Lalu, bagaimana dengan beban PJ Gubernur Babel, Ridwan Djamaluddin sekarang ini?  

Kategori :

Terkait

Senin 16-10-2023,14:32 WIB

22 Tahun Babel Pos, Tiada Duanya

Minggu 06-08-2023,20:42 WIB

Gerung Kesandung

Senin 24-07-2023,04:00 WIB

Kalkulasi Pilpres