Inovasi ini kata dia penting, agar produk bisa terus diterima pasar, puncak berkembang usahanya saat dirinya menjadi mitra binaan PT Timah Tbk. Saat itu, selain mendapat pinjaman modal dari PT Timah Tbk dirinya juga diajak pameran di untuk memperkenalkan produknya di tingkat lokal maupun nasional.
BACA JUGA: Respon Cepat, PT Timah Tbk Serahkan Paket Sembako untuk Korban Banjir di Desa Rajik
Tak hanya itu, Linda juga diajak belajar untuk study banding ke salah satu perajin yang ada di Yogyakarta. Baginya, hal ini bisa meningkatkan wawasannya untuk terus berinovasi memanfaatkan barang bekas.
BACA JUGA: Lagi, PT Timah Bantu Ringankan Biaya Balita
“Setelah jadi mitra binaan PT Timah Tbk saya beli bahan baku dan buat galeri ini. Saya juga diajak Pameran ke Inacraft dan beberapa pameran lain. Termasuk diajak ke Yogya untuk study banding mengembangkan produk,” ujarnya.
Baginya, tak terlalu sulit untuk mengolah barang bekas, meski memang prosesnya memakan waktu yang cukup lama. Namun, dirinya tak pernah menyerah, pasalnya tidak hanya mengurangi sampah tapi apa yang dilakukannya merupakan sebuah seni.
“Produk yang paling banyak diminati itu keranjang dari koran bekas, itu ada yang pesen sampai ratusan untuk hampers.Kalau keranjang itu ada banyak macamnya, ada yang polos, ada yang dikombinasikan kerang.
Alhamdullillah sampai sekarang hampir semua produk banyak peminatnya, karena ini memang barang bekas,” ucapnya.
“Saya buat tempat tusuk jarum pentul itu menggunakan bekas tutup botol yang saya kreasikan dengan kain percak,” ucapnya.
Namun diakuinya, saat ini dirinya kesulitan untuk mencari barang bekas terutama koran, kata dia hal ini karena saat ini banyak yang beralih ke media digital. Tak hanya itu, banyak juga masyarakat yang tidak memisahkan sampah sehingga terbuang begitu saja.
“Kalau dulu koran banyak yang kasih, kalau sekarang saya beli korannya. Harganya juga lumayan. Kadang saya cari barang bekasnya di Bank Sampah tapi kadang juga enggak ada. Karena mungkin sudah banyak yang memanfaatkannya,” ucapnya.
Tak hanya itu, kata dia untuk kerajinan dari barang bekas sendiri sangat mudah untuk dirawat sehingga kerajinan barang bekas ini cukup diminati.
“Saya suka memang, karena mengolah barang bekas ini kan tergantung cara kita mengolahnya. Kita harus mengikuti perkembangan zaman, dan peminatnya banyak karena barang bekas punya nilai yang tinggi. Enggak terlalu sulit juga untuk menjualnya,” bebernya.
Ia berharap, kedepannya PT Timah Tbk dapat terus membantu UMKM berkembang sehingga semakin banyak UMKM yang terbantu dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerah.
“Semoga program PUMK dari PT Timah Tbk ini bisa terus berlanjut, karena selain modal kita juga difasilitasi untuk pameran. Diberikan pelatihan juga, ini sangat membantu UMKM,” ucapnya. (pas/rel)