Merasa Diperhatikan, Nelayan di Cirebon Doakan Puan Maharani Jadi Presiden

Selasa 05-07-2022,07:28 WIB
Reporter : red
Editor : Babelpos

KETUA DPR RI Puan Maharani dinilai sebagai sosok yang memiliki perhatian tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat. Tak heran, bila Puan terus turun ke bawah menemui dan mendengarkan aspirasi masyarakat yang kemudian siap diperjuangkan di parlemen.

Kali ini, Puan turun ke bawah mendengarkan langsung aspirasi nelayan Cangkol, Kota Cirebon Jawa Barat, Senin (4/7/2022). Puan pun memastikan bahwa dirinya siap memberikan solusi dari sejumlah persoalan yang disampaikan.

Dalam momen tersebut, Puan juga sempat mampir ke sejumlah rumah warga. Salah satunya rumah keluarga Sutarma yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak. 

Puan terenyuh saat melihat kondisi rumah Sutarma yang cukup memprihatinkan dan atapnya telah rusak sehingga mengalami bocor parah apabila hujan.

“Kita akan dorong pihak pemda untuk memberi perhatian,” kata Puan.

“Terima kasih ibu. Saya senang dikunjungi calon presiden,” jawab Sutarma.

Kemudian, Puan juga melakukan dialog bersama para nelayan yang tinggal di lingkungan sekitar. 1.500 nelayan hadir dalam kesempatan tersebut. Ia pun meminta nelayan untuk menyampaikan aspirasinya.

“Nelayan itu elemen rakyat Indonesia yang sangat penting karena memberikan manfaat bagi masyarakat. Kekayaan laut Indonesia yang luar biasa harus bisa membuat nelayan sejahtera,” ungkap Puan.

Puan menegaskan, nelayan harus mendapat kemudahan fasilitas serta sarana prasarana untuk menunjang pekerjaannya.

Sebab, kata dia, nelayan merupakan salah satu pahlawan bagi kemajuan bangsa karena mereka bekerja demi menyediakan asupan gizi bagi masyarakat.

“DPR RI akan terus memperjuangkan agar nelayan makin sejahtera, yang berarti penghasilan meningkat dan bebannya berkurang,” ungkapnya.

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian Puan. Mulai dari persoalan kapal, bahan bakar solar, cold storage, hingga asuransi yang dimiliki nelayan.

Sementara itu, Mulyadi, salah satu perwakilan nelayan setempat pun menyampaikan aspirasi, diantaranya nelayan memerlukan jembatan untuk bersandar kapal dikarenakan jembatan yang ada saat ini sudah amblas dan tidak layak.

Lanjut Mukyadi mengungkapkan, bahwa nelayan merasa kesulitan ketika hendak membeli solar untuk bahan bakar kapal di SPBU. Para nelayan harus membawa surat untuk membelinya, dan biasanya stok solar cepat habis.

“Suka dipingpong bu, lalu tidak ada solarnya. Kita asuransi kecelakaan dan kematian setiap tahun Rp 150 ribu/tahun, tapi bayar preminya susah.

Kategori :