MUNTOK - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bangka Barat, Muhamad Ali, meminta 13 Desa Wisata yang telah dikeluarkan surat keputusan (SK) agar bisa menggunakan dana anggaran pendapatan desanya untuk melakukan pembangunan.
Diketahui, 13 desa wisata dikeluarkan SK+nya yakni, Desa Airlimau, Airbelo, Airputih, Pelangas, Airnyatoh, Airlintang, Penyampak, Kapit, Teluklimau, Airgantang, Desa Ketab, Desa Tuik dan Desa Airbulin.
"Misal membangun desa wisata itu tidak bisa dititikberatkan ke Disparbud saja. Makanya dengan SK ini mereka nanti akan membangun bersama dengan Dinas Sosial Pemerintah Desa, dengan bagaimana anggaran dana desa itu bisa disisipkan untuk pembangunan desa wisata," ujar Ali, Senin (4/7).
Ali menyebutkan seperti yang telah dilakukan oleh Desa Pusuk, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, yang sudah menyisihkan sedikit dana desa untuk membangun desa wisata.
"Membuat jembatan yang masuk ke dalam mangrove dengan menggunakan dana ADD. Dengan seperti itu bisa meningkatkan perekonomian di desa itu sendiri," bebernya.
Menurutnya, membangun desa wisata harus didukung dengan sarana prasarana, seperti akses jalan menuju ke tempat wisata tersebut.
"Masih kurang sarana prasarana. Kalau kita bicara pariwisata bicara tiga A. A pertama amenitas jadi sarana prasarana ini dapat mendukung pariwisata dan kebudayaan yang ada di desa itu," kata dia.
Seperti halnya, aksesibilitas masuk ke tempat wisata, yakni pantai jerangkat akses jalannya masih banyak rusak.
"Pada saat kami ingin melakukan pembangunan jalan, ternyata terkendala hutan lindung, itulah salah satunya kendalanya padahal pantainya sangat bagus," terangnya.
Kemudian atraksi, dimana desa wisata itu, harus ada campur tangan dari desa sendiri untuk membantu budaya di desa tersebut.
"Desa harus membangun atraksi ini berupa budaya yang ada di desa tersebut. Harus berkolaborasi membangun pariwisata ini, seluruh baik pemerintah sebagai regulator fasilitator baik pihak ketiga dan masyarakat," jelasnya. (**)