Kecelakaan yang terjadi di tengah hujan deras itu menewaskan 21 orang. Sebuah laporan yang dibuat oleh pemerintah India menyebutkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kesalahan pilot. 737-800 milik China Eastern Airlines yang pada Senin mengalami kecelakaan maut berusia enam tahun, menurut layanan pelacak penerbangan Flightradar24.
Pesawat nahas tersebut jatuh saat terbang dari Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, menuju Guangzhou, ibu kota Provinsi Guandong.
Tiongkok
Catatan keselamatan penerbangan Tiongkok adalah salah satu yang terbaik di dunia dalam satu dasawarsa terakhir ini. Namun, Tiongkok tidak terlalu bersikap transparan dibandingkan dengan negara-negara seperti AS dan Australia yang badan pengaturnya menerbitkan laporan perinci soal kecelakaan-kecelakaan penerbangan yang tidak memakan korban jiwa.
Menurut laman keselamatan penerbangan Aviation Safety Network (ASN), kecelakaan terakhir pesawat jet Tiongkok yang berujung maut terjadi pada 2010. Pada insiden 2010 itu, sebanyak 44 dari 96 orang yang berada di jet Embraer E-190 milik Henan Airlines tewas ketika pesawat jatuh saat mendekati bandara Yichuan.
Pada 1994, pesawat Tupolev Tu-154 milik China Northwest Airlines jatuh saat terbang dari Xian ke Guangzhou hingga menewaskan 160 orang di dalamnya. Kecelakaan penerbangan itu merupakan yang terburuk bagi Tiongkok, menurut ASN.
Insiden penerbangan pada Senin (21/3) merupakan kecelakaan maut pertama yang dialami China Eastern sejak 2004. Pada 2004, kata ASN, sebuah pesawat milik China Eastern jatuh tak lama setelah lepas landas dari sebuah bandara di Tiongkok utara dan menewaskan 55 orang.
Tiongkok Eastern, perusahaan penerbangan yang berkantor pusat di Shangai, didirikan pada 1998 dan merupakan salah satu dari tiga maskapai terbesar di Tiongkok dan memiliki armada pesawat keluaran terbaru. China Eastern merupakan bagian dari SkyTeam Alliance. Delta Air Lines memiliki dua persen saham di maskapai itu.