KOBA - Rusidi (23) baru saja menamatkan pendidikannya di sebuah universitas negeri pada 2021 lalu. Pria lulusan S1 jurusan Biologi tersebut mengaku kesulitan mendapatkan pekerjaan yang linear dengan background pendidikannya, terutama di Bangka Tengah.
\"Susah sekali, apalagi saya dengan background Biologi murni. Lapangan pekerjaan memang banyak, namun entah mengapa untuk kualifikasinya sendiri tidak ada yang Biologi murni,\" ujarnya kepada Babel Pos.
\"Saya tidak tahu mengapa, apakah karena mereka tidak familiar dengan jurusan Biologi atau jurusan Biologi ini yang tidak eksis di masyarakat Bangka Tengah, padahal kami bisa masuk ke bagian lab, pertanian, zoologi bahkan pertanian,\" sambungnya.
Ia pun berharap agar Pemerintah Bangka Tengah bisa lebih memperhatikan kebutuhan yang ada dan bisa melirik lulusan lainnya.
\"Harapannya semoga pemerintah Bangka Tengah bisa lebih memperhatikan sarjana-sarjana biologi murni, mengingat Bangka Tengah banyak menyimpan kekayaan hayati yang tentunya butuh orang-orang Biologi,seperti kami ini untuk membantu pengelolaannya,\" imbuhnya.
Senada, Fajar (24) seorang pemuda asal Desa Sungaiselan Atas, Kecamatan Sungaiselan, Bangka Tengah mengaku cukup kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
Pria lulusan S1 jurusan Sistem Informasi di salah satu universitas swasta Indonesia tersebut mengaku juga kesulitan mendapatkan pekerjaan yang linear dengan background pendidikannya di Bangka Tengah.
\"Kalau di Kabupaten kayaknya agak susah (mencari kerja-red) soalnya kantor-kantornya juga enggak banyak. Peluangnya paling di daerah perkotaan seperti di Pangkalpinang,\" ujar Fajar.
Sampai detik ini, dirinya masih bergerilya memasukkan lamaran pekerjaan, baik secara langsung maupun via email dan lain sebagainya.
\"Semoga segera dapatlah (pekerjaan-red), kerja apa aja yang penting sesuai. Malas juga dengar omongan tetangga kalau S1 tapi enggak kerja-kerja,\" tuturnya.
Sementara itu, Kepala DPMPTK Bateng, Aisyah Sisylia mengatakan kondisi pandemi Covid-19 saat ini perlahan-lahan mulai pulih, membuat para pekerja yang sebelumnya sempat diberhentikan dari pekerjaannya, kini sudah mulai bekerja lagi, baik di tempat kerja yang lama ataupun mendapatkan pekerjaan yang baru.
\"Ada empat ribu lebih pengangguran yang ada di Kabupaten Bangka Tengah saat ini merupakan para fresh graduate, baik yang lulusan SMA sederajat maupun S1, jadi kebanyakan memang yang baru lulus dan masih dalam tahapan mencari kerja,\" ungkap Sisyl.
Dikatakan Sysyl, DPMPTK Bateng memiliki beberapa program pelatihan kerja bagi masyarakat dengan melalui kerjasama dengan sejumlah Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Semarang, Jakarta, Bandung dan lain-lain.
Bahkan, pihaknya juga sering memberikan sosialisasi serta membagikan info lowongan kerja kepada masyarakat melalui media sosial.
\"Untuk data pengangguran di Bangka Tengah tahun 2017 ada 3.161 orang, 2018 sebanyak 3.860 orang, kemudian 2019 sebanyak 4.295 orang, lalu 2020 sebanyak 5.637 orang dan 2022 ada 4.732 orang,\" tuturnya. (sak/ynd)