*Beli TBS di Harga yang Ditetapkan Pemprov --
PANGKALPINANG - Gubernur Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman langsung merespon kegelisahan masyarakat petani kelapa sawit. Pasalnya, harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mulai anjlok di harga Rp1.800-Rp2.000 per kilogram. Dikonfirmasi, Gubernur tampak kesal jika turunnya harga jual TBS dari para petani ini merupakan imbas kebijakan pemerintah melarang ekspor minyak goreng.
\"Yang dilarang itu ekspor minyak gorengnya, bukan CPO,\" tegas Erzaldi, Selasa (26/4) kemarin.
Crude Palm Oil (CPO), kata Erzaldi, bukan minyak goreng akan tetapi merupakan bahan untuk membuat minyak goreng. Untuk itu, pihaknya akan segera melayangkan surat edaran ke perusahaan kelapa sawit agar dapat membeli TBS di harga yang ditetapkan Pemprov Babel.
BACA JUGA: Erzaldi & 8 Gubernur Minta Pusat Beri Kewenangan Daerah Urus Tambang, DPR: Legalkan Illegal Mining!
\"Akan kita surati ke pabrik CPO. Jadi misalkan perusahaan sudah ada beli (TBS) di bawah nilai yang ditetapkan Pemprov, itu ada pelanggaran,\" ungkapnya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi degam Satgas Pangan yang beranggotakan aparat penegak hukum dalam hal ini.
\"Sosialisasi ini sudah kami lakukan, kami juga akan berkoordinasi dengan satgas pangan dan Polda Babel. Jadi satgas pangan ini pada pak Kajati dan pak Kapolda,\" tandasnya.
Gubernur juga mengaku akan menjaga stabilitas TBS kelapa sawit di kalangan petani.
\"Jangan lah kita menekan petani, karena aturan ini ditetapkan pemerintah. Artinya pangan kita ini harus berdaulat di negeri kita. Sebagai penghasil CPO terbesar masak harga minyak goreng tinggi-tinggi. Di Malaysia bisa Rp 8.000 masak kita enggak,\" pungkasnya. (jua)