MUNTOK - Selain pandemi Covid-19 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat meminta masyarakat waspadai penyakit hepatitis, yang diketahui telah memakan korban jiwa.
Hal tersebut diungkapkan, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dalam Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, M. Putra Kusuma, Senin (9/5).
\"Sekarang situasinya sedang dilakukan pendalaman oleh Kementerian Kesehatan, kalau di Bangka Barat sampai hari ini kita belum menerima laporan hal tersebut,\" ujar Putra.
Meskipun belum terdeteksi di Kabupaten Bangka Barat, Putra menghimbau terutama kepada orang tua untuk menjaga anaknya dan melakukan pola hidup sehat, karena penyakit tersebut rentan menyerang anak-anak ketimbang orang dewasa.
Dikatakannya bila mengalami gejala umum seperti demam pucat, kejang, penurunan kesadaran, buang air besar berwarna pucat, agar langsung dibawa ke fasilitas kesehatan.
\"Hepatitis ini memang mayoritas anak-anak tapi itu kalau hepatitis ya, tapi saat ini kan baru mengarah ke hepatitis. Kalau hepatitis sendiri bisa dari cairan tubuh, lalu peralatan makan. Sekarang memang yang perlu dilakukan adalah pola hidup bersih yang menjadi kunci, misalnya cuci tangan sebelum makan, tidak bertukar alat makanan. Lalu di sekolah, untuk kebersihan kantin harus diperhatikan,\" bebernya.
Guna menangkis penyakit hepatitis, Putra menyatakan akan memaksimalkan fasilitas kesehatan di setiap daerah yang ada di Kabupaten Bangka Barat.
\"Kita lakukan penguatan kewaspadaan di tingkat fasilitas kesehatan, di puskesmas, rumah sakit pemerintah ataupun swasta penguatannya dilakukan di semua lini. Kewaspadaan kalau mencurigakan mengarahkan kesitu, segera kita lakukan tata laksana sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP),\" terangnya.
Tak hanya hepatitis, Putra juga meminta masyarakat mewaspadai demam berdarah dengue (DBD), yang mana untuk total kasus DBD di Kabupaten Bangka Barat sejak Januari hingga kini sudah terdapat 214 kasus.
\"Untuk saat ini melandai, saat ini baru satu kasus di Kecamatan Muntok. Kondisi DBD saat ini memang khususnya di bulan Mei ada penurunan, sampai dengan hari ini termonitor sudah sangat melandai,\" sebutnya.
Mengenai hal itu, ia berharap lingkungan disekitar rumah tak ada genangan air supaya terbebas dari jentik-jentik nyamuk.
Fokusnya DBD itu masyarakat memastikan tidak ada jentik-jentik disekitar rumah itu menjadi kunci itu. Masyarakat juga harus bisa memahami, bahwa kebersihan kolektif yang dibutuhkan sebenarnya. Kalau tidak ada jentik nyamuk, maka tidak ada potensi ketularan DBD dan itu dulu yang harus dipastikan,\" pungkasnya. (**)