Harap Maklum, posisi Kepala Daerah di Pangkalpinang memang akan sangat berbeda dengan beberapa daerah di Babel. Molen sadar dan tahu, secara politis tahun 2024 nanti dan tentu tahun-tahun sebelumnya akan banyak serangan terhadap dirinya. Baik ketika ia nantinya memutuskan untuk mencalonkan diri lagi sebagai Walikota, atau posisi lain sebagai Calon Gubernur Babel, misalnya.
Ingat, jika nanti Molen maju sebagai Calon Walikota Pangkalpinang, Molen bukanlah incumbent, karena tahun 2023 jabatannya sudah berakhir, termasuk Wakil Walikota, M Sopian. Tapi karena ia sebagai kandidat yang baru saja menjabat, maka akan cenderung menjadi musuh bersama.
Dan itu agaknya sudah disadari betul oleh Molen.
Dan secara politis, posisi Molen dan Sopian, bak periuk di atas dapur, yang memang mau tak mau pecah. Inilah yang membedakan Molen dengan daerah lain di Babel ini, misalnya dengan Kabupaten Bangka, Mulkan-Syahbudin yang bisa saja maju bareng lagi, misalnya. Bak periuk yang masih utuh di atas tungku.
Lalu, akan kemanakah muara kasus gratifikasi itu? Ini hanya drama satu babak, yang tentu akan melahirkan kejutan-kejutan berikutnya.
Terutama secara politis. Kalau secara hukum dan birokrasi mungkin akan menjemukan.
Kita tunggu. ***