Nelayan Permis - Rajik Terganggu KIP: Air Laut Kotor, Tangkapan Ikan Sedikit

Nelayan Permis - Rajik Terganggu KIP: Air Laut Kotor, Tangkapan Ikan Sedikit

KIP Isamar yang dikeluhkan nelayan Permis.--Foto: Ilham

BACA JUGA:KIP Mitra PT Timah Nambang di Laut Permis, Rajik & Sebagin, Begini Harapan Masyarakat Terdampak

Diduga Bukan Hasil Produksi KIP

Informasi lain yang diperoleh menyebutkan bahwa KIP Pirat 1 dan Isamar tidak selalu melakukan aktifitas penambangan tapi lebih banyak berperan sebagai penampung hasil tambang timah dari kolektor. 

"KIP itu diduga hanya sebagai kedok karena cuma sesekali beroperasi tapi jumlah pasir timah produksinya lebih 1000 ton pertahun. Darimana timah sebanyak itu, tidak diketahui secara pasti," kata sumber Babel Pos.

Menurutnya, KIP yang beroperasi di area IUP Pemerintah Daerah Bangka Selatan diduga menampung timah dari kolektor, lalu diakui sebagai produksi mereka.

 “KIP itu hanya tipu-tipu termasuk juga tentang kompensasi terhadap masyarakat dan desa,” katanya.

PT SMB diduga membeli timah dari kolektor, kemudian mengklaimnya sebagai hasil produksi KIP di Laut Permis. Asal-usul timah tersebut tidak jelas, menimbulkan pertanyaan tentang legalitasnya. 

"Hebat KIP di Laut Permis tuh, nggak jalan tapi menghasilkan timah puluhan ton," tambahnya. 

Ia menduga Laut Permis hanya kamuflase PT SMB untuk melegalkan timah hasil pembelian di IUP Pemda Bangka Selatan.

"Terhadap masyarakat kecil yang ber TI, APH cepat bertindak dengan melakukan razia. Bentar dirazia sebentar-sebentar di stop, dikejar, dicari, ada yang ditangkap, dikit-dikit sebut ilegal dan berwajah sangar. Tapi giliran ini ada yang sudah jelas salah, tidak diusut, sama saja membiarkan kejahatan dan korupsi besar, pura-pura buta," sebut seorang warga.

Warga yang ditemui di beberapa tempat di Pantai Desa Rajik itu juga menuntut agar aktivitas KIP diperiksa secara menyeluruh, termasuk produksi pasir timah, ekspor, dan tujuan  pengirimannya.

"Kampung kami hanya kambing hitam pengusaha, kalau bahasa kampungnya, tipu-tipulah kami orang kampung ni," kata warga yang sekaligus berharap KIP tersebut minggat dari desa mereka.

BACA JUGA:KIP Arsari 2 Karam, Semua Kru Selamat

BACA JUGA:Pencurian Ratusan Kilogram Pasir Timah di KIP Sancho, Ada Peran Orang Dalam

Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Babel Dapil Basel Yogi Maulana saat dikonfirmasi hanya membalas singkat. 

"Akan kami cek, mungkin nanti akan kami panggil pihak perusahaan, terima kasih infonya," ucap Yogi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: