Kisruh Dugaan Pemotongan Bantuan Oplah di Rias, Ini Penjelasan Petani

Kisruh Dugaan Pemotongan Bantuan Oplah di Rias, Ini Penjelasan Petani

Ketua UPPKH Sukarya dan Gapoktan Sepakat Jaya Rias Ariyanto--Foto: Ilham

BABELPOS.ID, TOBOALI - Kisruh dugaan pemotongan dana bantuan Optimalisasi Pengolahan Lahan (Oplah) yang diduga dilakukan oleh oknum ketua Kelompok Tani (Poktan) mendapatkan jawaban berbeda antara Gapoktan dan petani.

Kisruh ini mulai terkuak keluar saat salah satu petani yang menerima bantuan tersebut mempertanyakan perihal pemotongan biaya oplah sebesar Rp25.000 per petak sawah. 

Dugaan pemotongan tersebut juga dibenarkan oleh beberapa petani lainnya saat awak media melakukan penelusuran ke beberapa petani di desa Rias.

Salah satu petani penerima bantuan oplah yang minta namanya dirahasiakan menyebutkan bahwa ia mendapatkan dana Oplah tersebut seharusnya Rp.900.000, tetapi dipotong Rp.100.000, oleh oknum ketua kelompok tani dengan alasan untuk operasional.

"Katanya uang yang dipotong tersebut, untuk operasional," ungkap salah satu petani, Sabtu (28/06).

Disebutkannya, potongan sebesar Rp. 100.000,- ini sebenarnya sangat merugikan para petani, karena dengan uang segitu sudah bisa membeli racun atau segala sesuatunya. Selain itu para petani juga kecewa, bantuan yang sampai ke petani tidak sesuai atau dipotong. 

"Saya juga mendengar kabar bahwa kelompok lain juga ikut dipotong. Sebenarnya para petani sangat terbantu dengan dana Oplah ini, tetapi dari pusatnya full, sampai petani kok sudah dpotong," terangnya. 

"Keluhan petani yang dipotong ini bukan hanya saya, tetapi rata rata petani lain juga mengeluh dengan potongan ini," tambah dia. 

Hal senada juga disampaikan oleh beberapa petani lainnya saat awak media melakukan penelusuran.

BACA JUGA:Sawah Rias Kemasukan Air Laut, Petani Sudah 3 Malam Berjaga

BACA JUGA:Motor Petani Rias Dicuri, Ditemukan Dalam Kondisi Dipreteli

Terpisah, Ketua Gapoktan Sepakat Jaya Rias Ariyanto, saat diwawancarai wartawan mengaku bahwa pihaknya tidak pernah meminta potongan apapun, itu hanya miskomunikasi saja. 

"Itu antara ketua Poktan dan Petani, serta miskomunikasi saja," ucapnya.

"Mengenai potongan tersebut, Gapoktan tidak ada menyuruh potong, tetapi sekali lagi saya sebagai Gapoktan tidak mengetahui potongan ke petani tersebut," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: