Makin Diminati Sektor Industri dan Bisnis, Pengguna REC Naik 117 Persen
Petugas PLN Indonesia Power tengah memastikan keandalan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang berkapasitas 140 megawatt (MW) di Kabupaten Garut, Jawa Barat. PLTP Kamojang ini menjadi salah satu pembangkit PLN yang berkontribusi dalam layana--
BABELPOS.ID, - Layanan Green as a Service (GEAS) Renewable Energy Certificate (REC) PT PLN (Persero) kini semakin diminati oleh pelanggan.
Hingga 2024, layanan listrik hijau ini telah dinikmati oleh 7.354 pelanggan, tumbuh 117% dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 3.378 pelanggan.
REC adalah salah satu instrumen produk hijau inovasi PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional.
REC PLN memvalidasi bahwa produksi tenaga listrik per Megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari energi listrik hijau yang telah terverifikasi.
BACA JUGA:Kolaborasi YBM PLN dengan Pemerintah Wujudkan Generasi Sehat Bebas Stunting
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan, REC merupakan solusi bagi sektor industri dan bisnis untuk memperoleh listrik hijau yang andal dan terjangkau.
Pasalnya, seiring perkembangan zaman, permintaan produk yang dihasilkan melalui energi bersih menjadi faktor penting dalam menjaga daya saing industri.
“Sebagai tulang punggung penyedia EBT nasional, PLN berkomitmen meningkatkan daya saing industri dengan menyediakan layanan listrik hijau yang 100% dipasok oleh pembangkit EBT kami melalui REC.
Kami siap melayani kebutuhan listrik hijau untuk sektor bisnis dan industri dengan proses yang mudah dan cepat," ujar Darmawan, Selasa (28/1/2025).
BACA JUGA:PLN Siap Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis, Pastikan Kelistrikan Andal
Darmawan melanjutkan, sejak diluncurkan pada tahun 2020, penjualan REC terus mencatatkan pertumbuhan signifikan mencapai 10,99 Terawatt hour (TWh) hingga tahun 2024.
Dari total penjualan tersebut, 49% dicapai pada tahun 2024 atau sebesar 5,38 TWh, meningkat dibanding tahun 2023 yang sebesar 3,54 TWh atau mampu tumbuh 52% year on year (YoY).
Hal ini tidak lepas dari semakin tingginya minat pelanggan khususnya sektor bisnis dan industri terhadap REC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: