Pemblokiran Rekening CV MAL, Petani Sawit di Bateng Ngeluh Hingga Pekerja Terancam PHK

Pemblokiran Rekening CV MAL, Petani Sawit di Bateng Ngeluh Hingga Pekerja Terancam PHK

ist--

BABELPOS.ID, KOBA - Pemblokiran rekening Pabrik CPO CV MAL oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia (RI), berimbas pada petani sawit di Bangka Tengah (Bateng) yang saat ini tidak bisa menjual Tandan Buah Segar (TBS) seperti biasanya.

BACA JUGA:Cari Cabup & Cawabup Bangka Terbaik, Golkar Buka Pendaftaran 16-22 Mei

Selain berdampak pada petani, pemblokiran rekening pabrik juga membuat resah karyawan dari CV itu sendiri. Keresahan itu dirasakan, karena adanya isu pemutusan hubungan kerja besar-besaran oleh pihak perusahaan.

"Jelas kami petani sawit merasa resah dan susah, selain harga pupuk yang mahal, dan harga buah sawit murah, terlebih lagi tidak tahu mau jual sawit kemana setelah CV MAL tutup," kata Ari (35), salah seorang petani sawit asal Koba, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah pada Rabu (15/5/2024).

BACA JUGA:Cari Cabup & Cawabup Bangka Terbaik, Golkar Buka Pendaftaran 16-22 Mei

Dikatakan Ari, setelah tutupnya CV MAL, saat ini dirinya dan petani sawit lainnya menjual TBS ke pengepul atau penampung dengan harga murah, dan tentunya sangat berpengaruh besar pada perekonomian para petani.

"Biasanya kami langsung menjual ke pabriknya dengan harga Rp2.180  per kilogram, tapi karena pabrik tutup, jadi kami menjual ke pengepul dengan harga murah Rp1.980 per kilogram, itupun harus menunggu 2-3 hari baru ada pembayaran," ujarnya.

BACA JUGA:Usai Diperiksa Kasus Timah, Sandra Dewi Bungkam?

Dikatakan Ari, selain kesulitan menjual TBS karena pabriknya ditutup, petani sawit juga menjerit dengan mahalnya harga pupuk, dan beberapa kendala lainnya.

"Bukan hanya itu yang susah jualnya, tapi kami terlilit harga pupuk yang mahal, ditambah saat ini kondisi sawit yang ngetrek atau produksi buah yang menurun akibat cuaca, jelas ini menambah penderitaan kami," tuturnya.

BACA JUGA:Nonton Hiburan Musik, Celcok, Remaja di Lepar Ditusuk

Ia berharap ada solusi dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah, baik itu Provinsi, Kabupaten dan DRPD, agar memperhatikan nasib para petani sawit ini.

"Kami berharap pemerintah mengambil kebijakan untuk permasalahan ini, kami rakyat kecil yang bergantung pada pertanian sawit ini, tapi kalau kondisinya seperti sekarang jelas sangat-sangat merugikan kami," tuturnya.

BACA JUGA:Service Motor Tanpa Antri di Honda Babel, Bisa Lewat Booking Online Service di Aplikasi MotoRan Loh!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: