Tanpa Solusi dan Opsi Pertimahan, Ekonomi Babel Roboh

Tanpa Solusi dan Opsi Pertimahan, Ekonomi Babel Roboh

--

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Perekonomian di Bangka Belitung (Babel)mengalami penurunan yang drastis, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Babel yang menunjukan penurunan ekspor pada Februari 2024 sebesar 83,3 persen jika dibandingkan pada Februari 2023.

BACA JUGA:Pj Gubernur Safrizal: Festival 7 Likur, Tradisi Budaya Sarat Makna yang Harus Dilestarikan

Penurunan ini tentunya kuat kaitannya dengan pengungkapan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam dugaan tindak pidana korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT timah Tbk (TINS) pada tahun 2015-2022.

Demikian topik ini dibahas serius dibahas dalam forum diskusi bertajuk 'Nasib Masyarakat Tak Menentu, Ekonomi Bangka Belitung Lesu. Siapa yang Bertanggungjawab', Pangkalpinang pada Sabtu (6/4).

BACA JUGA:FGD Kasus Timah di MPW PP, Prof Udin: Pemerintah Jangan Bersaing dengan Rakyat Sendiri

Dalam siaran persn yang diterima Babel Pos, Prof Saparudin Masyarif menjelaskan, sekitar 60 persen ekonomi Babel dan masyarakat bergantung pada pertimahan mulai dari proses pertambangan, produksi, sampai ekspor.

"Di luar timah hanya tidak sampai 20 persen, jadi ekspor Babel ya timah, sekitar 80 persen" kata Saparudin.

BACA JUGA:Ramadan Berkah, Baznas Gandeng PWI Basel Berikan Sembako ke Lansia

Menurutnya, saat tata niaga dan kelola timah terganggu, seluruh sektor yang saling berhubungan dan tidak berhubungan di Babel juga ikut terganggu.

"Ketika timah terganggu, maka ekonomi di Babel terganggu. Baik langsung berhubungan dengan timah, pelaku usaha dan pekerja, serta pebisnis, maupun yang tidak langsung juga berhubungan dengan pertimahan ini," jelasnya.

BACA JUGA:Gelar Apel Siaga Kelistrikan Nasional, Dirut PLN Pimpin Kesiapan Keandalan Listrik Masa Lebaran 2024

Hal senada juga disampaikan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Babel, Elly Gustina Rebuin. "Rumah Babel roboh, menurut saya menegakan hukum penting, tapi juga harus diimbangi dengan solusi dan opsi," kata Elly.

Dirinya juga tidak setuju dengan data dari BPS Babel yang menyebutkan Babel terjadi surplus neraca perdagangan pada bulan Januari 2024 sebesar US$29,48 juta dolar dan Februari 2024 sebesar US$18,06 juta dolar.

BACA JUGA:Sambut Idulfitri 1445 H, Lapas Narkotika Pangkalpinang Siapkan Layanan Kunjungan Bagi Warga Binaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: