Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pengembangan Desa Wisata Namang

Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pengembangan Desa Wisata Namang

Mukhammad Makhdi --(ist)

Oleh Mukhammad Makhdi

Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung

PENGEMBANGAN desa wisata merupakan produk wisata alternatif yang dapat mendorong pembangunan pedesaan berkelanjutan, Pengembangan desa wisata adalah suatu bentuk pengembangan kawasan desa yang mencoba menggali potensi desa dengan memanfaatkan unsur-unsur yang ada di desa sebagai atribut produk wisata. Dalam pengembangan desa wisata, fokusnya adalah pada pendekatan berbasis masyarakat, dimana masyarakat dianggap sebagai komponen integral dari produk pariwisata. Hal ini mencerminkan pemahaman bahwa produk pariwisata merupakan hasil dari proses desain sosial masyarakat. Contoh sukses dari pengembangan potensi desa menjadi daya tarik pariwisata terdapat di Desa Wisata Namang, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah.

Sumber penghasilan utama di desa Namang adalah sektor pertanian dengan komiditi tanaman holtikultura. Di desa Namang terdapat tujuan tempat wisata dan belajar berupa kawasan konservasi hutan lindung pelawan. Hutan pelawan memiliki luas 300 hektar, dimana 47 hektar merupakan hutan wisata dan sisanya hutan adat, dan mulai dilestarikan sejak tahun 2008. Lahan seluas 47 hektar tersebut dikelola secara profesional menjadi kawasan wisata flora dan fauna, juga kawasan budidaya lebah penghasil madu manis dan pahit. Selain madu, kawasan hutan pelawan merupakan daerah penghasil jamur pelawan.

BACA JUGA:Menerima Mahasiswa Internasional di Bangka: Peluang dan Tantangannya

BACA JUGA:Pengaruh Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Pada Peningkatan SDM dan Daya Saing Desa

Masyarakat desa Namang percaya bahwa jamur pelawan tumbuh akibat adanya sambaran petir di dekat pohon pelawan sehingga jamur ini juga disebut sebagai jamur petir. Jamur pelawan merupakan jenis tanaman yang langka sehingga memiliki harga yang sangat mahal. Kekayaan alam lainnya di desa wisata Namang adalah hamparan persawahan yang indah karena dikelola dengan baik oleh masyarakat setempat. Pengembangan areal persawahan desa Namang sudah dimulai sejak tahun 2009 dan menjadi destinasi wisata baru yang menawarkan pengalaman yang unik bagi para pengunjung. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan investasi dalam infrastruktur pariwisata, desa Namang berhasil menjaga keaslian lingkungannya sambil membuka pintu bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan pedesaan yang autentik. Wisatawan dapat melihat langsung proses pertanian tradisional, belajar cara menanam padi, atau bahkan mencoba dengan tangan mereka sendiri berbagai aktivitas pertanian.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa untuk mengembangkan desa Namang menjadi desa wisata mendapatkan dukungan dan apresiasi dari berbagai pihak. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia memilih dan menjadikan desa Namang sebagai salah satu delegasi Indonesia dalam pertemuan ASEAN Village Network (AVN), untuk kategori "One Village One Product" (OVOP). Desa Namang, bersama dengan sembilan desa lainnya, mewakili Indonesia di AVN dalam kategori "One Village One Product" (OVOP) dengan produk madu dan ladanya, mengungguli 75.000 desa lainnya. Selain itu, mereka telah meraih berbagai penghargaan prestisius seperti Penghargaan Wana Lestari pada tahun 2010, Penghargaan Adi Karya Pangan Nusantara pada tahun 2013, Penghargaan Hutan Pelawan sebagai Pemenang Hutan Pariwisata dalam Bidang Lingkungan, Penghargaan Paramakarya pada tahun 2017, dan yang paling baru adalah prestasi mereka sebagai Desa Mandiri dan Desa Wisata pada tahun 2023.

BACA JUGA:Jalan Terjal UMKM Go Ekspor

Dengan menggunakan strategi yang bersifat kompetitif dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki. Mengidentifikasi dan memilih potensi lokal yang dinilai memiliki daya tarik tinggi dengan menonjolkan aspek potensi lokal yang menjadi keunggulan pariwisata di Desa Namang seperti persawahan dan pondok makan, Penyediaan homestay yang memenuhi standar kenyamanan sebagai daya tarik wisata, Berfokus pada pengembangan hutan Pelawan dan Sawah Desa Namang dimana langkah ini melibatkan penambahan tempat-tempat yang ideal untuk berswafoto, menciptakan pengalaman visual yang menarik bagi pengunjung. Selain itu, kawasan hutan Pelawan juga direncanakan untuk dijadikan tempat yang menyenangkan dan cocok untuk kegiatan outbond. Dengan demikian, Desa Namang berusaha menciptakan pengalaman wisata yang beragam dan menarik, menggabungkan keindahan alam hutan dengan keseruan kegiatan luar ruangan.

BACA JUGA:Upaya Pelestarian Varietas Padi Lokal Menuju Pertanian Berkelanjutan

Pengembangan Wisata Desa Namang

Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat vital di dalam tata kelola desa wisata. Masyarakat desa Namang telah menjalani berbagai pelatihan dan pendidikan untuk mengasah keterampilan dalam pertanian, pengolahan produk madu, dan promosi pariwisata. Mereka juga memiliki semangat kolaborasi yang kuat, bekerja bersama-sama untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung upaya-upaya pelestarian alam. Selain itu, mereka sangat terbuka terhadap inovasi dan berusaha terus menerus meningkatkan kualitas produk serta pengelolaan desa wisata mereka. Semua ini berkontribusi pada kesuksesan luar biasa desa Namang dan membuatnya menjadi salah satu contoh utama tata kelola desa yang berkelanjutan di Indonesia, yang memadukan nilai-nilai kearifan lokal dengan perkembangan ekonomi yang berkelanjutan.

BACA JUGA:Mengelola Kota, Mengelola Sampah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: