20 Tahun Berdiri, Ini Rancangan dan Filosofi Pakaian Adat Basel
Rapat Tim Perancang Baju Adat Basel.--Ilham
Sedangkan untuk selempang Lang Betedung cukup dikalungkan menggantung sebagai kesiapsiagaan dan bela negara, untuk punggawa tidak memakai selempang.
BACA JUGA:Ngarak Telok Serujo, Warisan Budaya Tak Benda Saat Panen
BACA JUGA:Kunjungan Wisatawan Meningkat Hingga 75 Persen, Firmansyah: Baik Bagi UMKM Basel
Sementara itu untuk wanita, pakaian adat dirancang dengan keindahan dan detail yang elegan, terdapat baju kurung atau teluk belango berwarna hijau tua dengan motif cempako emas dan kain motif cual berwarna merah marun sebagai bawahan, kalung tiga rangkap dan khiasan bunga cempako yang dipasangkan pada hijab untuk yg berhijab atau dirambut yang terikat dibelakangnya bagi yang tidak berhijab.
"Pakaian adat ini diharapkan akan menjadi simbol kebanggaan dan kesatuan masyarakat Basel serta akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat tentang warisan budaya daerah tersebut," terangnya.
"Dengan penetapan pakaian adat Melayu ini, masyarakat Basel dapat semakin bersemangat dalam menjaga tradisi dan kebudayaan lokal, serta turut bertanggung jawab dalam melestarikannya bagi generasi mendatang, serta setelah kajian baju adat ini nantinya dijadikan Perda dengan tujuan mengikatnya penggunaan baju adat sebagai identitas Kabupaten Basel atau Negeri Junjung Besaoh," tambahnya. (*)
BACA JUGA:Lakso Habang Jadi Warisan Budaya Indonesia
BACA JUGA:Puluhan UMKM Padati Kawasan Himpang 5 Toboali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: