Di-Garis Polisi, Kosan Pelaku Waliyin Jadi Senyap

Di-Garis Polisi, Kosan Pelaku Waliyin Jadi Senyap

Kosan Pelaku Waliyin yang Menjadi TKP.--

BABELPOS.ID.- Imbas perilaku sadis tersangka Waliyin dan rekannya RD, dalam kasus mutilasi terhadap korban mahasiswa UMY, Redho Tri Agustian, kini dari Yogyakarta diperoleh informasi, akibat Waliyin dan RD diduga menjadikan kosan sebagai TKP (Tempat Kejadian Perkara), membuat marah dan kecewa para penghuni.

Kos-kosan tersangka Waliyin di RT.04 RW.19 Dusun Krapyak, Kecamatan Triharjo, Sleman, Jogjakarta itu, kini menjadi senyap.  Bahkan tetangga yang bersebelahan dengan tersangka informasinya akan segera pindah.

BACA JUGA: Stop Spekulasi, Presma UMY Minta Tuntaskan Motif Pembunuhan Redho

Ngatijo, Ketua RT.04 RW.19 Dusun Krapyak, Kecamatan Triharjo, Sleman, Jogjakarta, kepada Jawa Pos (Babel Pos Grup) ia menceritakan kondisi yang ada itu.  Ia katakan, wilayah mereka adalah yang paling sepi dibanding dengan RT lain.  Ditambah peristiwa ini, bertambah sepi lah jadinya, terutama jika malam.

Pelaku Waliyin memang dikenal tertutup.  

BACA JUGA:Fakta Baru dari UMY: Redho Korban Mutilasi Sedang Beasiswa Meneliti Perilaku LGBT

Dikatakan Ngatijo, sempat tetangga sebelah kos Waliyin heran saat melihat pelaku membuang sampah dengan plastik yang berukuran cukup besar.

Namun, karena jarang bertemu dan berkomunikasi, sang tetangga pun enggan untuk bertanya soal sampah tersebut.

“Kok dengaren (tumben) buang sampah kok banyak, kreseknya kok besar, buangnya di sampah dekat rumah situ,” tambahnya.

Namun kendati begitu, sang tetangga mengaku tak tahu menahu tentang Waliyin yang melakukan tindakan sadis.  Pasalnya, ia merasa tak mendengar apa-apa dari rumah Waliyin selama rentang waktu terungkapnya kasus tersebut.

BACA JUGA:Waliyin, Pelaku Mutilasi Mahasiswa Asal Pangkalpinang, Pembunuh Berdarah Dingin

Saat kasus ini terkuak, Ngatijo bersama pihak kepolisian menemukan barang bukti yang berada di tempat sampah dekat rumah Waliyin. Terbungkus dalam sebuah tas plastik, di dalamnya terdapat sarung tangan, baju pelaku, dan beberapa barang lain.

Baju pelaku yang ada di dalam plastik tersebut, kata Ngatijo, masih tertinggal bercak-bercak darah.(red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: