Akademisi: Reklamasi Laut Berdampak Terhadap Kesejahteraan Nelayan

Akademisi: Reklamasi Laut Berdampak Terhadap Kesejahteraan Nelayan

Bambang Ari Satria -Ist-

BABELPOS.ID, SUNGAILIAT - Inovasi reklamasi laut yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Bangka telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan nelayan tradisional.

Kolaborasi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan merupakan faktor kunci keberhasilan praktik pengelolaan lingkungan kawasan pesisir dan laut akibat praktik industri ekstraktif timah.

Bambang Ari Satria, Dosen STISIPOL Pahlawan 12 menjelaskan bahwa inovasi terbukti berhasil mengatasi berbagai permasalahan seperti peningkatan jumlah dan spesies ikan, perbaikan ekosistem dan peningkatan keanekaragman biota laut.

BACA JUGA: 247 Inovasi Bangka Perlu Disosialisasikan

Hasilnya terjadi peningkatan jumlah produksi dan nilai perikanan tangkap, peningkatan produktivitas tangkap nelayan, peningkatan nilai tukar nelayan, serta terjadinya peningkatan jumlah nelayan.

"Kondisi ini berdampak terhadap peningkatan pdrb subsektor perikanan, peningkatan konsumsi ikan, penurunan angka stunting, dan tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan," jelas Bambang.

BACA JUGA:Pemkab Bangka Kembangkan Inovasi Gerbang Lestari

Lebih lanjut Bambang menjelaskan bahwa terumbu karang, padang lamun dan mangrove merupakan ekosistem yang saling berkaitan satu sama lain dan memiliki peran penting bagi komunitas biota di laut sebagai habitat yang menyediakan area pemijahan, area asuhan, dan tempat mencari makan.

"Kerusakan terumbu karang tersebut dipastikan akan berdampak terhadap populasi ikan yang berpengaruh terhadap jumlah tangkapan ikan dan berdampak terhadap kesejahteraan nelayan di Kabupaten Bangka," tambah Bambang.

BACA JUGA: 247 Inovasi Bangka Perlu Disosialisasikan

"Catatan kritis yang kami perlu sampaikan adalah praktik ini perlu dilakukan secara serius dan komitmen bersama agar tidak terjadi tumpang tindih kepentingan yang mengakibatkan pemulihan ekosistem yang tekah dilakukan dirusak kembali oleh berbagai aktivitas illegal pengelolaan sumberdaya alam wilayah pesisir," tambah Bambang.(*)

BACA JUGA:Bappeda Bangka Memburu Inovasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: