Kampanye Terselubung?

Kampanye Terselubung?

--

''SELAMAT Lebaran, Ya May?'' 

''Sama-sama Bang.  Awas, jangan bicara soal Pilkarete ya.  Aku kesel!'' jawab Maysaroh mejawab WA Bujang PeDe pagi itu.

''Ok May.  Kalau sudah May yang ngomong, apapun oke deh...'' 

''Awas, jangan merayu-rayu juga ya..'' ujar Maysaroh menambah syarat untuk WA dengan dia.

"Saat flu sering bersin, kepala berat badan meriang. Kalau aku sering ngeselin, maafin aku ya sayang".

''Barusan juga dibilang, jangan merayu..'' jawab Maysaroh seraya senyum sendiri.

"Berharap pada lesung, yang ada hanya rumpun jerami. Ingin hati bertemu langsung, namun yang sampai hanya pesan ini. Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin, May," lanjut Bujang.

"Hari Raya makan ketupat, ketupat di potong menjadi empat. Walau untuk bertemu kita tak sempat, namun ucapan maaf ku kirim cepat. Maaf lahir dan batin," jawab Maysaroh juga dengan pantun.

"Biar kenyang makan kentang, makan kentang dipinggir kolam ikan. Hari raya  sudah datang, segala salah mohon dimaafkan,". Bujang membalas lagi.

"Jika jiwa sebening air, jangan sampai mengeruh. Jika hati seputih awan, jangan sampai menjadi mendung,'' ujar Maysaroh berupaya menggunakan kata-kata indah.

"Reset khilaf atau restart hati? Asal jangan di-shut down. Sedikit error bisa diperbaiki, asal jangan hang,'' tukas Bujang.

''Abang nggak kemana-mana?'' tanya May.

''Nggak May.  Kukira singgah di HP mu ini sudah berarti segala-galanya bagi Abang,'' ujar Bujang.

''Heit, kan udah dibilang jangan merayu,'' ujar Maysaroh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait