Mengisi Waktu Luang dengan Bertani, Pondok Pesantren Pemali Panen

Mengisi Waktu Luang dengan Bertani, Pondok Pesantren Pemali Panen

--

Asah Kemampuan Soft Skill

MAHASISWA program beasiswa kelas Pemali Boarding School PT Timah Tbk, tidak hanya mendapatkan program pendidikan akademik. Di asrama mahasiswa dari berbagai daerah juga dilatih soft skill seperti bercocok tanam.

Mereka memanfaatkan lahan kosong asrama Pemali untuk menanam sayuran dan buah-buahan di halaman dan selasar asrama. Bercocok tanam juga menjadi salah satu cara mereka untuk menghilangkan rasa bosan.

Salah seorang mahasiswa, Dafit, menuturkan bahwa program bercocok tanam yang mereka usung sejalan dengan program Intra Dormitory Student Organization (OSIA), yang juga memiliki program taman asrama.

Ia mengatakan, mereka memiliki lima panen seperti sawi, buncis, seledri, kangkung, tomat, dan pepaya.

Siswa kelas 12 asal Manggar, Belitung Timur ini juga mengungkapkan bahwa dirinya baru belajar bercocok tanam selama menjadi bagian dari asrama siswa kelas beasiswa PT Timah Tbk.

“Di sinilah saya mencoba bercocok tanam, dan kebetulan saya punya teman yang senang bercocok tanam. Selain itu, dari beliau saya juga belajar menanam agar bisa panen. Alhamdulillah PT Timah memfasilitasi ini dan ini membuat kami semakin semangat," ujar Dafit, Senin (27/3/2023).

Disebutkannya, mereka tidak selalu mulus dalam bercocok tanam seperti gagal saat menanam cabai.

“Sebelumnya kami mengalami banyak kegagalan, dimana banyak hama, penyakit dari pohon, dan lain-lain. Namun seiring berjalannya waktu akhirnya kami bisa melakukan panen pertama kami, dan itu membuat kami semakin semangat bercocok tanam.”

Kedepannya, mereka berencana untuk belajar membuat kompos dengan memanfaatkan daun-daun kering di sekitar sana.

“Saya berharap program ini terus berlanjut di asrama agar lingkungan di asrama dapat dimanfaatkan dengan baik dan memberikan manfaat bagi para siswa. Terima kasih PT Timah yang telah mendukung kegiatan kemahasiswaan. Semoga PT Timah tetap jaya, dan terus berlanjut memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat Bangka Belitung,” kata Dafit.

Sementara itu, Muhammad Tarmizi (17), siswa kelas 11, juga menuturkan, dirinya terbiasa bertani karena kedua orang tuanya adalah petani.

Mahasiswa asal Desa Zed ini juga berharap kedepannya tidak hanya bertani tapi juga melakukan kegiatan lain seperti beternak ikan atau unggas.

“Bahkan ke depannya kami juga siap belajar beternak ayam atau ikan. Karena bagi kami apapun bisnisnya bisa jadi bekal. Selain itu tentunya harus ada mentor atau teman yang sudah menguasai lapangan, untuk mengurangi persentase kegagalan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: