Ada Pembangunan Ritel Modern di Kurau, Warga Keberatan, Alasannya Ini

Ada Pembangunan Ritel Modern di Kurau, Warga Keberatan, Alasannya Ini

Pembangunan ritel modern di Desa Kurau.--

BABELPOS.ID, KOBA - Rencana pembangunan ritel modern atau berskala nasional (Indomaret, Alfamart dan atau sejenisnya) di Desa Kurau, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) mendapat penolakan dari sejumlah warga setempat.

Diketahui, saat ini ritel modern tersebut dalam proses pembangunan. Menurut keterangan Hasbullah sebagai juru bicara pedagang kelontong Desa Kurau, awalnya memang ada bangunan di sana dan dirobohkan, kemudian mulailah ada pembangunan. 

BACA JUGA:Desa Kurau Masuk Kawasan Kumuh, Pemerintah Tetap Komitmen Lakukan Penataan

"Setelah kita tanyakan ke Kepala Desa Kurau, ternyata akan dibangun ritel modern, kemudian setelah mengadakan 3 pertemuan maka semuanya sepakat menolak dan keberatan atas pembangunan ritel berskala nasional tersebut, namun beberapa waktu lalu pembangunan kembali dilanjutkan," ungkapnya kepada babelpos.id di Koba pada Jumat (13/1/2023).

BACA JUGA:Pengabdian Masyarakat di Kurau, Mahasiswa S2 IKM UNSRI Launching Kampung Pandai

Kata Dia, melihat adanya pembangunan kembali, warga mengkonfirmasi ke Kepala Desa, ternyata pembangunan ritel modern tersebut kembali dilanjutkan.

"Kalau sekarang dampaknya mungkin belum terlihat, tapi ke depannya tentu akan ada. Terdapat 63 toko kelontong yang sepakat menolak pembangunan ritel modern di Kurau," ungkapnya.

BACA JUGA:Belajar Ekonomi, Mahasiswa FE UBB Studi ke Kurau

Di tempat yang sama, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kurau, Kikin Rafian mengatakan pihaknya sudah menggelar rapat musyawarah mengenai penolakan dan keberatan atas rencana pembangunan toko ritel berskala nasional di desa Kurau.

"Pada dasarnya seluruh pemilik toko menolak dibangunnya toko ritel berskala nasional di Desa Kurau, karena pedagang kecil atau pemilik toko di sekitar merasa akan terkena dampak. Toko ritel tersebut dan tidak hanya berdampak kepada pemilik toko namun juga dikhawatirkan akan berdampak negatif kepada pelaku UMKM di Desa Kurau khususnya," jelasnya.

BACA JUGA:Normalisasi Sungai Kurau Tertunda Lagi, Kok Bisa?

"Kita butuh solusi untuk pembukaan ritel tersebut, kita berharap awak media bisa menyebarkan informasi ini dan tersampaikan ke Bupati dan Ketua DPRD Bangka Tengah," tambahnya.

Sementara itu, Abdullah Randi, Ketua Umum HIPMI Bangka Tengah menilai sikap warga atau perwakilan masyarakat Desa Kurau menolak kehadiran toko ritel besar di Desa mereka itu wajar.

"Penolakan ini wajar, karena bisa berdampak pada toko-toko kelontong yang ada di desa tersebut. Kita ketahui selama ini masyarakat sekitar membeli di toko kelontong, ada kekeluargaan sangat melekat di tradisi kami khususnya Bangka Tengah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: