Ditilang Polisi
--
SE-PeDe-PeDe-nya Bujang, sekali-kali apes juga. Nah kali ini Bujang kena apesnya. Kena tilang polisi.
Bukan soal tilangnya, tapi malunya itu. Pasalnya Bujang sedang membonceng Masysaroh sang idaman. Tahulah jika sedang membonceng gebetan pujaan hati, tiba-tiba ditilang polisi.
Bujang sebenarnya tidak sengaja bertemu Maysaroh. Kala itu Bujang ingin mengurus surat kelakuan baik dan KTP. Pergilah Bujang ke kantor camat.
Nah ketika lewat di depan kantor lurah, Bujang melihat ada Maysaroh. Rupanya Maysaroh juga akan ke kantor camat. Karena ingin menjadi pahlawan, maka Bujang mencoba mengajak Maysaroh.
Sebenarnya Maysaroh sudah menolak secara halus. Namun Bujang tak mau mengalah. Ia juga terus membujuk--lebih tepatnya memaksa-- Maysaroh.
"Kantor Camat sudah hampir tutup," kata Bujang.
Akhirnya Maysaroh mau ikut Bujang. Sebelum duduk di bangku belakang, Maysaroh mengingatkan bahwa ia tak pakai helm.
"Nanti ditilang polisi loh," kata Maysaroh.
Bujang yang sok gagah ini dengan PeDe mengatakan bahwa tak mungkin polisi menilang dirinya. Lagi pula tilang sekarang pakai sistem elektronik.
Belum tahu rupanya Bujang, bahwa polisi kembali menerapkan tilang manual. Tapi Maysaroh diam saja. Pasalnya berdebat dengan Bujang percuma. Lagi pula ia ingin segera sampai ke kantor camat.
Perjalanan ke kantor camat sebenarnya hanya lima menit. Namun oleh Bujang, sengaja memperlambat laju sepeda motor bututnya yang memang sudah lambat. Jika disandingkan dengan pelari cepat, maka motor Bujang jauh tertinggal. Skenario Bujang bukan tidak diketahui Maysaroh, ia lebih memilih diam.
Kantor camat berada di ujung. Tepatnya bersebelahan dengan KUA dan Polsek. Nah, ini masalahnya, tiba di depan Polsek, Bujang diberhentikan oleh polisi. Bujang terpaksa menahan laju sepeda motornya.
Bujang juga cemas. Kesombongannya tiba-tiba ciut.
"Tahu kesalahan teman Anda," kata Polsi pada Bujang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: