Riuh Media Sosial (Sudah) Dimulai: Jika Lelah Istirahatlah

Riuh Media Sosial (Sudah) Dimulai: Jika Lelah Istirahatlah

--

Oleh Budi Rahmad (Wartawan Babel Pos)

BISA dipastikan, jagad media sosial (medsos) di tahun ini, juga tahun depan, bakal lebih riuh. Maklum mesin sudah mulai dihidupkan. Praktis berbagai informasi bakal bertebaran. Informasi-informasi tersebut bisa menyambangi halaman akun media sosial siapapun. Tak kenal waktu, jenis kelamin, agama, suku, bahkan usia. Informasi yang tak dibutuhkan itu bisa mampir tanpa diundang. 

Riuhnya jagad medsos, tidak saja secara nasional, tetapi di level provinsi pun keriuhan media sosial bisa lebih gemuruh. Akun-akun dengan nama bodong bermunculan, entah siapa pemiliknya. Tak cukup di situ, propoganda dari media online abal-abal juga akan mememnuhi ruang publik. Media yang kembali produksi kala mendekati prosesi politik dimulai; pemilu, pilpres, dan pilkada.

Ribuan pendapat dan ribuan sangkalan berpacu. Yang mungkin saja pendapat dan sangkalan tersebut sama-sama menyesatkan. Gagasan tersebut dilempar begitu saja tanpa ha ha dan hi hi. 

Masyarakat memang tak bakal pernah kaget lagi dengan makin riuhnya media sosial. Keriuhan sudah pernah terjadi sebelumnya. Belum lama juga. Masih melekat di benak masyarakat. Kini, hadir kembali dengan pola yang sama. Sistem yang tak beda. Itu-itu saja. Jika ada perbedaan, hanya kulit saja. Isinya serupa. Hanya saja akan membuat jengkel dan marah. Pasalnya ruang publik sudah mulai terasa tak nyaman lagi. 

Keriuhan makin memanas kala pasukan pemandu sorak alias cheerleader mulai beraksi. Kemudian jemari gerombolan cyber army juga makin lincah. Menekan gas dengan penuh. Lari makin melesat. Produksi makin meningkat. Yang pada akhirnya cuan semakin mengalir deras.

Ruang publik yang sebenarnya bisa memberi ketentraman dan kenyamanan, tetapi sudah dipenuhi dengan kebohongan, kebencian, rekayasa, manipulasi, dan kemarahan. Bahkan lebih dari itu.

Ruang media sosial sejatinya tempat untuk berselancar dengan tenang. Membaca apa yang dibutuhkan. Mendengar suara yang merdu, menonton yang memberi ketenangan. Juga berpikir dengan kritis dan baik. Bukan fitnah, cacian, makian, atau umpatan. 

Siapaun tak dilarang berpendapat; menulis dan berbicara. Namun harus dengan argumentasi berdasarkan fakta. Bertanggung jawab dan dengan baik. Tak hanya sampai di situ. Pendapat juga bisa bermanfaat bagi orang banyak.

Riuhnya media sosial membuat masyarakat menjadi bosan. Curiga dan penuh "syak wasangka". Mencari kebenaran. Salah satunya adalah media mainstrem. Media mainsterm koran masih dianggap sebagai pilihan untuk uji dan verifikasi sebuah informasi. Wajar saja usia koran sudah terbilang tua. Dianggap masih memberikan informasi yang lebih baik dan benar, ketimbang media sosial yang belum beranjak dewasa. 

Jadi, jika lelah dan bosan dengan media sosial, maka siapapun, istirahatlah.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: