Cerita Dua Direksi PT Timah Tbk Menjadi Seorang ibu
--
Sebagai pekerja, Yennita menyebutkan tak jarang Ia harus bertugas ke Pulau Daerah, hal inilah yang membuat Ia harus memboyong buah hatinya agar bisa terus disampingnya.
"Chalangenya itu waktu anak-anak masih kecil, karena menurut saya anak-anak yang usianya di bawah 10 tahun harus dekat sama ibunya untuk mendapatkan nilai-nilai kasih sayang, sedangkan di atas itu Ia harus dekat dengan ayah agar mendapatkan nilai-nilai keberanian," ucapnya.
Yennita membagikan pengalaman yang membuat Ia harus berjauhan dengan keluarganya saat Pandemi Covid-19. Dirinya yang ditugaskan di Luar Pulau Bangka baru pertama kalinya merayakan lebaran yang terpisah dengan keluarga kecilnya.
"Saya sendirian waktu itu Jakarta, keluarga ada yang di Jakarta dan di Palembang. Jadi kita lebaran hanya via zoom. Sebagai ibu ya meski di luar terlihat tegar tapi ya tetap saja di dalamnya kadang melow namanya juga seorang ibu," ceritanya.
Kendati demikian, Yennita mengajak para perempuan meski sudah menyandang status ibu tetap bisa berkarya. Memberikan kontribusi terbaik dan menjalankan peran sebagai Ibu dengan bermakna.
"Menjadi Ibu itu anugerah bukan menjadi hambatan untuk bisa berkontribusi maksimal di perusahaan, selalu kita harus positif, percaya diri, terus menerus belajar meningkatkan kompetensi kita agar bisa memantaskan diri kita," pesannya.
Pengalaman menjadi Ibu juga diceritakan oleh Fina Eliani, baginya Ibu adalah sosok istimewa yang penuh dengan cinta dalam merawat, mendidik dan menjaga anak-anaknya.
"Jadi ibu itu spesial. Betul seperti lagu Kasih Ibu, Memberi tak harap kembali. Karena Ibu memberikan cinta yang paling murni, betul-betul memberi tak harap kembali," kata Fina.
Fina belajar banyak dari sosok Ibunya yang saat ini turut memengaruhi karakternya seperti ketegaran, ketulusan, dan kesabarannya.
"Ibu saya adalah wanita sederhana yang harus mengurus enam orang anaknya, tapi tidak pernah mengeluh dan tidak pernah berprsangka buruk kepada orang lain," ucapnya.
Fina menyebutkan menjadi ibu rumah tangga ataupun ibu bekerja sama hebatnya. Keduanya, memiliki tugas yang tidak mudah. Namun, ketika perempuan bisa menjadi ibu rumah tangga juga sebagai pekerja merupakan sebuat previllage.
"Ada ibu rumah tangga, ada ibu rumah tangga dan juga berkarir. Ada juga seorang wanita yang punya kesempatan tapi memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, menurut itu sangat mulia dan bukan pekerjaan yang mudah.
Namun ketika seorang wanita memilih menjadi wanita berkarya sekaligus ibu rumah tangga itu previllage, karena tidak semua perempuan mendapatkan kesempatan yang sama," ucapnya.
Meski, kata Fina menjalani dua hal ini bersamaan memang tak mudah, apalagi saat ini anak-anaknya masih kecil-kecil. Manajemen waktu menjadi hal yang sangat penting dilakukan agar pekerjaan dan anak-anaknya mendapatkan porsi yang sama.
"Kebetulan anak saya masih kecil-kecil dan sangat membutuhkan perhatian saya. Saya harus menajemen waktu dengan baik. Saya tau kapan prioritas saya untuk keluarga dan kapan prioritas saya untuk pekerjaan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: