Bank Indonesia Babel Gelar Capacity Building Wartawan
--
"Nah dalam menghadapi tantangan ini, kami membutuhkan peran media. Karena media dapat membentuk persepsi dan ekpetasi publik. Apa yang ditampilkan media dapat membentuk persepsi para pembaca.
Makanya kolaborasi ini sangat penting supaya informasi yang disampaikan benar-benar akurat," jelas Syachman.
Dikatakan Syachman, saat ini ada beberapa strategi yang dilakukan BI dalam kolaborasi dengan media yakni pubilikasi tematik melalui siaran pers kebijakan atau kegiatan, publikasi berkala melalui siaran pers laporan atau publikasi dan kerjasama dengan publikasi melalui media massa.
"Disamping itu, kita juga melakukan FGD, kegiatan aktivasi seperti even, seminar, konferensi pers dan media briefing," terang Syachman.
Syachman mengakui, saat ini bahasa komunikasi kebijakan terkait perekonomian, termasuk bank sentral, tidak selalu mudah untuk dipahami publik, sehingga terus dicari formulanya.
Karena itu, lanjut dia, BI melalui Departemen Komunikasi selalu berupaya mencari bahasa yang mudah dipahami oleh publik. Dengan begitu, publik ataupun masyarakat bisa memahami kebijakan-kebijakan yang diterbitkan oleh BI selaku Bank Sentral di negara ini.
"Kami sudah sangat konsen dengan isu-isu terkait Bank Indonesia. Respon dan keingintahuan masyarakat terhadap kebijakan yang dikeluarkan BI pun sekarang ini semakin tinggi. Itu bisa dilihat dari pembaca ataupun penonton dan pemberi komentar ketika kami menayangkan hal-hal yang berkaitan dengan BI," kata Syachman.
Sementara itu, Wakil Redaktur Pelaksana Koran Sindo Hatim Varaby memaparkan terkait peran media dslam membangun persepsi publik di era digital serta tantangan komunikasi digital di era 4.0 strategi, taktikal dan implementasi.(pas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: