Soal Rencana Stop Ekspor Timah, DPRD Berencana Panggil RD

Soal Rencana Stop Ekspor Timah, DPRD Berencana Panggil RD

H Herman Suhad - Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - FOTO: Ilust babelpos.id-

DPRD Bangka Belitung (Babel) berencana akan memanggil Penjabat Gubernur Ridwan Djamaluddin dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP).

Meski belum diketahui harinya, agenda RDP dengan Pj Gubernur ini telah ditetapkan dalam pembahasan Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Babel pada Jumat lalu (30/9). Demikian ini disampaikan oleh Ketua DPRD Babel, H Herman Suhadi.

Dijelaskan Herman, akan ada banyak hal yang akan ditanyakan oleh DPRD Babel kepada RD-begitu Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI ini kenal, dalam rapat bersama pimpinan dan anggota DPRD Babel.

"Karena memang belum pernah kita RDP dengan beliau. Banyak yang akan kita tanyakan, seperti  timah, wacana stop ekspor, penghapusan status internasional bandara HAS Hanandjoeddin Belitung dan lain-lain," kata Herman.

Terkait info penghapusan status internasional bandara HAS Hanandjoeddin, kata Herman, pihaknya dari DPRD Babel sudah bertolak ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan meminta agar status internasional itu tetap dipertahankan.

"Wacana ini evaluasi 5 tahun sekali untuk seluruh bandara se-Indonesia. Tapi kami berharap status bandara di Belitung tetap dipertahankan menjadi bandara internasional," pintanya.

Herman menyebutkan, sepinya penerbangan internasional di Belitung akhir-akhir ini bukan tanpa sebab, pandemi yang melanda seluruh dunia menjadi penyebab utama menurunnya trafik penerbangan.

“Sepinya trafik bandara harusnya tidak menjadi alasan utama Kemenhub menurunkan status dari bandara internasional menjadi domestik. Sebab kita tahu bersama tahun lalu itu pandemi Covid-19," tegas Herman.

Sekjen PDI Perjuangan Babel ini menilai dalam perjalanannya sebagai bandara internasional, Bandara HAS. Hanandjoeddin juga beberapa kali melayani rute internasional, meskipun memang tidak setiap hari, tetapi beberapa negara juga menjadi tujuan penerbangan dari Belitung.

“Ya harus dipahami pandemi dua tahun itu membuat maskapai tidak terbang lagi, akan tetapi informasi yang kami dapat dari kawan-kawan anggota DPRD di Belitung paling tidak sebulan dua kali itu ada private jet dari Malaysia yang isinya wisatawan dagang ke Belitung,” jelasnya.

Dengan aktifnya rute penerbangan ke luar negeri saat ini, Herman berharap status internasional di Belitung tetap dipertahankan. Apalagi, Belitung saat ini sudah ditetapkan sebagai wilayah Geopark dunia, bahkan baru-baru ini menjadi tuan rumah perhelatan G-20. “Beberapa maskapai juga sudah mulai merencanakan penerbangan luar negeri lagi,” sebutnya.

Herman menambahkan, dari informasi bahwa yang akan melakukan evaluasi ini adalah Kemenko Marves. Pihaknya juga dalam waktu dekat akan mempertanyakan hal ini ke Kemenko Marves termasuk merayu agar tak dirubah status bandara tersebut.

Di sisi lain, Herman juga turut menyikapi rencana penyetopan ekspor timah di tahun mendatang. "Kita harap ada solusi, apa? Misalnya ada industri hilir di Babel, baik di pulau Bangka maupun pulai Belitung Babel," ujarnya.

Kalau tidak ada solusi berupa industrialisasi, pihaknya berharap pemerintah pusat dapat mengkaji lagi kebijakan tersebut. Sebab perekonomian masyarakat Babel hingga saat ini masih bergantung kepada biji pasir timah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: