Dipulangkan Karena Covid, Dua Mahasiswa AKP Jaga Warung dan Gali Bandar
MENTOK - Nasib dua mahasiswa Akademi Komunitas Presiden (AKP) Jababeka Cikarang Bekasi setelah selesai kuliah bekerja sebagai penjaga warung dan gali bandar. Sendi salah satu mahasiswa yang kini belum tau kejelasan ijazah maupun sertifikat dari pihak AKP. Sejak dipulangkan awal tahun 2020 dirinya hanya menjaga warung milik orang tuanya. Pihak kampus mengatakan semua dipulang karena Covid hanya beberapa yang terus mengikuti magang.\"Jage warung sekarang ni sambil nunggu kejelasan dari kampus,\"ujarnya saat dihubungi kemarin. Masih dikatakan warga Mentok ini, untuk selanjutnya pihak kampus akan menghubungi kalau kondisi sudah memungkinkan. Karena tidak ada dihubungi kampus dirinya bersama beberapa teman menemui Bupati Markus pada bulan 10 tahun 2020.\"Samelah Bupati juga bilang lom bise karena Covid,\"tandasnya. Sendi berharap ada kejelasan baik ijazah maupun sertifikat magang. Karena dengan adanya hal itu bisa menjadi pertimbangan untuk melamar pekerjaan. Selama 6 bulan mengikuti pembelajaran memang tidak ada kendala semua tercukupi baik asrama maupun makan dan bahkan pulang pergi dari asrama ke kampus diantar jemput naik bis. Masih dikatakannya, kedepan ada kejelasan nasib dirinya dan teman-teman. Dirinya cemas karena Markus tidak terpilih lagi menjadi Bupati.\"Pak Markus kan tidak jadi Bupati lagi takutnya kami ini tidak jelas kelanjutannya. Mudah-mudahan ada kejelasan nasib kami karena itu kan bayar tidak gratis. Kami memang tidak dipungut biaya sepeser pun selama kuliah,\"ceritanya. Sendi sendiri mengaku sudah selesai mengikuti pelajaran dan dalam tahap magang namun baru setengah bulan magang harus berhenti dan dipulangkan karena Covid.\"Saya sempat magang dan mendapatkan gaji Rp1 juta, memang kalau sudah magang akan mendapatkan gaji dan akan dipotong Rp1 juta untuk makan dan asrama,\" tandasnya. Sendi juga berterima kasih kepada Kejari Bangka Barat yang turun tangan membantu mempertanyakan nasib dirinya ke Pemda. Memang dirinya pernah ditanya oleh pihak Kejari terkait ini.\"Kami sih senang kalau pihak Kejari turun karena nasib kami ini dak tau bertanya kemana,\"ungkapnya. Senada dengan Don, setelah dipulangkan bulan 3 tahun 2020 dirinya bekerja sebagai penggali bandar di jalan raya Pangkalpinang- Mentok. Dirinya juga berharap ada kejelasan baik magang maupun ijazah. Untuk pelajaran sudah dilakukan 6 bulan dan dirinya memasuki tahap magang namun keburu dipulangkan karena Covid. Selama pulang kata Don, dirinya bekerja menggali bandar. Pada saat lebaran tahun kemarin pernah bertemu dengan Bupati Markus. Dirinya bersama teman-teman disuruh membuat lamaran katanya akan magang di PT Wika yang sedang menggarap proyek di Pusmet PT Timah namun tidak semuanya hanya beberapa orang. \"Sampai sekarang lom pernah dihubungi orang AKP jadi ku begawe gali bandar,\" ujarnya. Dirinya berterima kasih kepada Kejari yang peduli dengan nasibnya dengan mempertanyakan ke Pemda. Karena dirinya tidak tau harus kemana lagi bertanya. \"Terima kasih lah kek Kejari kalo memang ingin memperjuangkan nasib kami, ya paling tidak ada ijazah atau sertifikat,\" tandasnya.(his)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: