Syarifah Amelia DPRD Babel : Tantangan Keuangan 2026 dan Self Efisiensi

Syarifah Amelia DPRD Babel : Tantangan Keuangan 2026 dan Self Efisiensi

Syarifah Amelia --

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Kondisi Bangka Belitung pembangunan disebut akan semakin berat di tahun 2026, salah satunya tentu saja akan terimbas dari Transfer Ke Daerah ( TKD) tahun 2026 yang otomatis dikurangi pusat, apalagi DPRD Babel pada November 2025 telah melakukan pengesahan APBD Tahun Anggaran 2026 senilai Rp 2,1 triliun.Dengan defisit 122 miliar dibandingkan dari tahun 2025.

BACA JUGA:Pemprov Babel Tingkatkan Kesejahteraan ASN Melalui Sosialisasi Produk Taspen Grup

Padahal di 2024 posisinya sempat di atas 3 koma sekian triliun sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) proporsinya juga masih lebih sedikit daripada transper ke daerah. 

Ini juga yang akan membuat Babel berat ditambah lagi dengan TKD yang dikurangi sedangkan disisi lain sesuai dengan Pasal 146 UU HKPD juga telah mensyaratkan belanja pegawai (salary cap) pada APBD dibatasi sebesar 30% dari total belanja.

Aturan ini mulai berlaku maksimal paling lambat tahun 2027.

BACA JUGA:Bawaslu Bangka Raih Juara 3 Pengelolaan Media Massa Bawaslu RI 2025   

Hal -hal ini tentu saja akan membuat ruang fiskal Babel yang sudah sangat terbatas sejak kemarin dan dikurangi lagi TKD, akan berimbasnya kepada banyaknya pemangkasan dan defisit disaat sektor ekonomi utama Babel yakni timah goyang sedang tidak stabil dan sektor - sektor unggulan baru mulai di rintis, padahal dimana mana kalau kita mau merintis sektor pertumbuhan baru apakah itu ekonomi biru quality tourism dan ekonomi hijau.

Oleh sebab itu kata dia, Bangka Belitung juga sangat membutuhkan investasi baru dan disaat seperti inilah Babel juga membutuhkan suntikan lebih dari pemerintah pusat.

BACA JUGA:Pemuda Ini Gasak Rumah Warga di Toboali Hingga Rugi Puluhan Juta

"Maka ini berat sekali karena dampaknya akan mempengaruhi beban belanja pegawai dan belanja pemerintah lainnnya. Padahal dengan efisiensi normalisasi di awal 2025 kita kan juga sudah habis - habisan memangkas, makanya kita takutnya kalau seandainya kita bicara analoginya pemda ini sebagai lokomotif, kemuduan masyarakat adalah gerbong_ gerbongnya.

Tapi kalau lokomotifnya jalannya tidak optimal tentunya tidak bisa menarik gerbong - gerbong dibelakangnya," ujar alumni Institut Teknologi Bandung ( ITB) kelahiran Belitung ini.

BACA JUGA:Edukasi PLTN Ala Anggota DPRD Babel, Syarifah Amelia

Di tengah kondisi melemahnya perekonomian daerah, DPRD Babel juga tetap mendorong melalui peran pengawasan dari legeslarif terhadap eksekutif dan kemudian bagaimana kita bersama sama dengan pemerintah dan masyarakat memastikan bahwa Babel tetap kondusif.

BACA JUGA:Kemenag Babel Beri Apresiasi 73 Insan Humas, Babel Pos Sabet Dua Penghargaan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: