BABELPOS.ID, TOBOALI - Saat para petani di Desa Rias, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) sedang berusaha untuk mewujudkan tiga kali panen atau IP 300 dalam satu tahun, kini pengairan malah tercemar dan menjadi keruh bercampur lumpur.
BACA JUGA:Samsung Siapkan Galaxy S27, Punya Teknologi Kamera Baru
Padahal, keruhnya air bendung sungai Pumpung yang menjadi sumber air baku juga telah dikeluhkan beberapa waktu lalu diduga akibat maraknya aktivitas penambangan timah di hulu sungai tersebut.
Sumber air untuk mengairi persawahan wilayah SPA dan sawah Air Pairem sudah masuk ke petak tersier persawahan setempat.
BACA JUGA:6 Makanan yang Bakal Tren Pada 2026
"Hari Ini sudah semakin keruh bercampur naisi mengalir sampai ke petak tersier sawah yg ada di sekitar air pairam dan spa akibat maraknya aktifitas penambang timah di hulu sungai Pumpung mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anakan padi," sebut Ketua GP3A Junjung Besaoh Tahang HS, Selasa (16/12).
BACA JUGA:“BEKUMPUL” Di Kelurahan Sinar Bulan, Kanwil Kemenkum Babel Sampaikan KUHP Nasional
Diketahui, kawasan persawahan Desa Rias merupakan wilayah lumbung pangan terbesar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tentunya hal ini harus menjadi perhatian serius dalam menjaga dan melestarikannya, terlebih pemerintah pusat saat ini tengah menggenjot peningkatan produksi guna mewujudkan swasembada pangan nasional.
Kejadian ini untuk segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait, mengingatkan saat ini padi sawah para petani dikhawatirkan berdampak buruk pada pertumbuhan padi.
"Semoga ada tindak lanjut terkait permasalahan ini, karena ini sangat mengkhawatirkan dan tentunya akan sangat berdampak pada pertumbuhan," pungkasnya.