IMM Babel Bersama LRB PWM dan Lazismu Babel Galang Dana Kemanusiaan untuk Korban Banjir Sumatera

Sabtu 06-12-2025,08:43 WIB
Reporter : Lia
Editor : Jal

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bangka Belitung bersama Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bangka Belitung dan Lazismu Bangka Belitung menggelar aksi galang dana kemanusiaan untuk membantu masyarakat terdampak bencana di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian nyata keluarga besar Muhammadiyah Bangka Belitung terhadap penderitaan sesama anak bangsa yang tengah mengalami masa sulit akibat bencana alam.

Aksi solidaritas tersebut dilaksanakan di sejumlah titik strategis dengan melibatkan kader IMM, relawan LRB, serta pengurus Lazismu Bangka Belitung. Masyarakat yang melintas tampak antusias memberikan donasi, mulai dari uang tunai hingga kebutuhan logistik, sebagai bentuk empati dan dukungan bagi korban bencana. Kegiatan ini juga menjadi momentum menguatkan semangat gotong royong di tengah masyarakat Bangka Belitung.

Ketua Umum DPD IMM Bangka Belitung, Sarkawi, menegaskan bahwa gerakan galang dana ini merupakan panggilan moral dan kemanusiaan yang tidak dapat ditunda. Menurutnya, IMM tidak hanya hadir sebagai organisasi mahasiswa yang bergerak dalam ranah keilmuan dan intelektual, tetapi juga sebagai kekuatan sosial yang peka terhadap problem kemanusiaan lintas wilayah.

“Aksi penggalangan dana ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan panggilan nurani sebagai kader persyarikatan dan mahasiswa untuk hadir di tengah penderitaan saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ketika kemanusiaan terluka, maka batas geografis harus dikesampingkan," ujar Sarkawi.

BACA JUGA:IMM Babel Nilai Pertamina Tak Becus, Seenaknya, dan Tidak Transparan dalam Distribusi BBM di Bangka Belitung

BACA JUGA:Curiga Ada Sabotase, IMM Babel Desak Pemerintah Usut Kelangkaan BBM

Ia menjelaskan, situasi kebencanaan yang terjadi di sejumlah wilayah tersebut membutuhkan solidaritas kolektif dari berbagai elemen bangsa, termasuk mahasiswa sebagai agen perubahan. Dalam pandangannya, setiap individu memiliki tanggung jawab kemanusiaan untuk meringankan beban sesama, sekecil apa pun kontribusi yang diberikan.

“Sebagai kader IMM, kami diajarkan untuk tidak hanya tajam dalam berpikir, tetapi juga cepat dalam bertindak. Gerakan kemanusiaan ini adalah bukti bahwa mahasiswa tidak boleh hanya hadir dalam diskursus, tetapi juga dalam aksi konkret di tengah Masyarakat," tambahnya.

Sarkawi juga mengajak seluruh lapisan masyarakat Bangka Belitung untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemanusiaan tersebut. Menurutnya, kepedulian sosial tidak hanya lahir dari kemampuan finansial besar, tetapi dari ketulusan hati untuk berbagi.

“Kami mengajak seluruh masyarakat Bangka Belitung untuk turut berkontribusi. Satu rupiah yang kita sisihkan hari ini bisa menjadi harapan baru bagi mereka yang kehilangan rumah, sanak keluarga, bahkan masa depan," ungkapnya.

Sementara itu, Lazismu Bangka Belitung sebagai lembaga resmi Muhammadiyah dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah, turut memastikan bahwa seluruh dana yang terkumpul akan dikelola secara profesional dan transparan. Sarkawi menegaskan bahwa akuntabilitas menjadi prinsip utama dalam penyaluran bantuan agar benar-benar sampai kepada pihak yang membutuhkan.

“Kami memastikan bantuan yang terhimpun akan disalurkan secara aman, profesional, dan tepat sasaran melalui Lazismu. Transparansi adalah komitmen kami, karena kepercayaan publik adalah fondasi utama gerakan filantropi," tegasnya.

Kolaborasi antara IMM Babel, LRB PWM Babel, dan Lazismu Babel menjadi contoh sinergi organisasi otonom (ORTOM) yang solid dalam merespons isu kemanusiaan. LRB sebagai lembaga yang fokus pada kebencanaan turut berperan dalam pemetaan kondisi korban serta memastikan distribusi bantuan sesuai kebutuhan lapangan. Sinergi ini menunjukkan bahwa gerakan kemanusiaan membutuhkan kerja kolektif, bukan aksi sporadis semata.

Di lapangan, kader IMM terlihat bergantian melakukan penggalangan, edukasi kepada masyarakat, serta pendokumentasian kegiatan. Selain menghimpun donasi, mereka juga menyampaikan informasi mengenai kondisi terkini wilayah terdampak bencana agar masyarakat memahami urgensi bantuan yang disalurkan.

Kegiatan ini tidak hanya berdampak pada korban bencana, tetapi juga memberikan nilai edukatif kepada kader IMM dan masyarakat luas tentang pentingnya solidaritas sosial. Bencana tidak bisa diprediksi, namun kepedulian dapat dibangun dan dirawat melalui kesadaran bersama.

Kategori :