"Namun demikian, TPID Provinsi maupun Kabupaten/Kota terus berkomitmen untuk menjaga ketersediaan stok sesuai dengan kebutuhan masyarakat," kata Rommy dalam keterangan resminya, Selasa (2/12/2025).
BACA JUGA:Bank Indonesia Dukung Net Zero Emissions Melalui Penanaman 1.000 Pohon Kakao di Bangka Belitung
Secara spasial tahunan, seluruh wilayah yang disurvei Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi.
Kabupaten Belitung Timur tercatat sebagai wilayah yang mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar 3,59% (yoy).
Kemudian diikuti oleh Kabupaten Bangka Barat dan Kota Pangkalpinang yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 3,48% (yoy) dan 2,67% (yoy).
Selanjutnya, Tanjungpandan tercatat sebagai wilayah yang mengalami inflasi terendah yakni sebesar 1,67% (yoy).
BACA JUGA:PTBI 2025: Bank Indonesia Optimis Ekonomi Bangka Belitung Semakin Tangguh dan Berdaya Tahan
Lebih lanjut, Rommy menambahkan Bank Indonesia terus bersinergi dengan TPID dan mitra strategis lainnya dalam menjaga inflasi pada rentang yang rendah dan stabil.
Hal ini sebagai bentuk dukungan Bank Indonesia dan TPID terhadap 3 langkah strategis pengendalian inflasi yaitu pertama, menjaga inflasi tahun 2025 pada kisaran sasaran nasional 2,5±1% dalam rangka mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi; kedua, menjaga inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) dalam kisaran 3,0-5,0% (yoy); dan ketiga, memperkuat koordinasi pusat dan daerah dengan penyusunan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025-2027.
"Untuk itu, Bank Indonesia bersinergi dengan TPID se-Bangka Belitung akan terus memperkuat kerangka kebijakan 4K dalam pengendalian inflasi yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif," terang Rommy.
BACA JUGA:Suhardy Joy Resmi Mengundurkan diri dari Jabatan Ketua DPD Nasdem Basel
Rommy mengatakan, dalam rangka mendukung keterjangkauan harga bahan pokok, sejak bulan Januari sanpai dengan November 2025, setidaknya telah dilaksanakan 40 kali sidak pasar dan distributor di seluruh wilayah di Bangka Belitung baik yang dipimpin langsung oleh Kepala Daerah maupun oleh perwakilan instansi terkait.
Selain itu, hingga akhir November 2025 telah dilaksanakan kegiatan Operasi Pasar (OP) sebanyak 92 kali dan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebanyak 65 kali di seluruh wilayah di Bangka Belitung.
BACA JUGA:PT Timah Tbk Ringankan Beban Biaya Pengobatan Warga Teluk Radang
"Selanjutnya, pada kerangka ketersediaan pasokan, TPID terus mendorong implementasi KAD baik melalui mekanisme Government to Government (G to G) maupun Business to Business (B to B) untuk memastikan ketersediaan pasokan khususnya yang berasal dari daerah sentra produksi pangan.
Sejalan dengan hal tersebut, hingga akhir November 2025 telah dilaksanakan 13 kali KAD," tambah Rommy.